Untuk sementara, bangkai itu diamankan dan diberi penanda. Tapi evakuasi belum bisa dilakukan. Personel terbatas, dan prioritas utama tim SAR tetap pencarian korban manusia yang masih hilang.
"Fokus kami ya korban manusia dulu. Di waktu yang bersamaan, ada juga temuan jenazah korban banjir yang harus segera dievakuasi. Jadi, kami belum memungkinkan untuk membawa bangkai satwa itu ke pusat penanganan," terang Decky.
Di sisi lain, kabar duka terus berdatangan dari wilayah bencana. BNPB memperbarui data korban meninggal di tiga provinsi terdampak Aceh, Sumut, dan Sumbar. Angkanya kini mencapai 1.006 orang, dengan korban terbanyak berasal dari Agam, Sumatera Barat.
Kepala Pusat Data BNPB, Abdul Muhari, menyebut ada penambahan 11 korban yang ditemukan hari ini. Rinciannya, 4 orang di Aceh, 6 di Sumut, dan 1 di Sumbar.
"Rekapitulasi per hari ini menunjukkan angka 1.006 jiwa. Perubahannya, Aceh dari 411 menjadi 415, Sumatera Utara dari 343 ke 349, dan Sumatera Barat dari 241 menjadi 242," jelas Abdul Muhari.
Dalam situasi pilu seperti ini, temuan bangkai orangutan tapanuli itu seperti pengingat lain. Bencana tak hanya merenggut nyawa manusia, tetapi juga kehidupan satwa langka yang sudah di ujung tanduk.
Artikel Terkait
Banjir Kayu di Sumatera: Bencana Buatan Manusia yang Telah Diperingati
Banser Bersihkan Gereja dan Masjid di Tengah Duka Banjir Sumut
Tragedi di Medan: Bocah 12 Tahun Diduga Tewaskan Ibu Kandung
Dua Debt Collector Tewas Dikeroyok, Enam Anggota Polisi Jadi Tersangka