TERKUAK! Seorang Profesor Ahli Ekonomi Kolonial Pilih Mundur Jadi Penulis di Buku Ulang Sejarah, Ogah Tulis Soal Jokowi dan IKN

- Minggu, 08 Juni 2025 | 17:25 WIB
TERKUAK! Seorang Profesor Ahli Ekonomi Kolonial Pilih Mundur Jadi Penulis di Buku Ulang Sejarah, Ogah Tulis Soal Jokowi dan IKN




MURIANETWORK.COM - Terkuak ada salah seorang profesor yang paham tentang ekonomi kolonial, mundur ketika diminta menulis tentang Ibu Kota Negara (IKN) Jokowi.


Meski diminta menulis, profesor yang tak mau disebut namanya ini pilih mundur ketimbang harus menjadi bagian dari tim penulisan ulang sejarah, yang kini sedang dikerjakan dengan didukung pendanaan dari Kementerian Kebudayaan.


Profesor yang pilih mundur ini diungkap Bonnie Triyana, eks Pemred Majalah Historia dan Anggota DPR Komisi X, dalam perbincangan di chanel YouTube Akbar Faizal Uncensored, dikutip Minggu (8/6).


Turut hadir dalam acara diskusi Jajat Burhanuddin bagian dari Tim Penulisan Ulang Sejarah.


Menurut Bonnie, ada seorang ahli ekonomi kolonial diminta menulis bab tentang Jokowi khususnya tentang IKN dia menolak, dan tak mau jadi bagian tim penulisan ulang sejarah.


"Dia gak bisa menulis istilahnya sejarah legal ya ini ya tampak aja di permukaan, dia menolak," sebut Bonnie, yang tahu siapa profesor yang menolak dan pilih mundur.


Saat mendengar penuturan Bonnie, host Akbar pun bertanya yang meminta profesor tersebut untuk menulis tentang bab IKN dan Jokowi itu siapa?


"Ini menjadi krusial, jadi ada seorang sejarawan atau bagian dari tim ini yang dia fokusnya ekonomi kolonial diminta menulis tentang Jokowi," ujar Akbar kembali menegaskan pertanyaannya kepada Jajat dan Bonnie.


Bonnie pun menyebut benar karena di jilid 10 ada bab tentang Jokowi.


"Kalau gak salah judul Revolusi Infrastruktur kemudian ada sub bab tentang IKN," ujar Bonnie.


"Nah prof ini gak mau karena itu bukan keahlian dan dia pun melihat, ya ini kan (Jokowi) baru berhenti jadi presiden, belum ada setahun. IKN pun belum beroperasi apa sudah dianggap sejarah," sebut Bonnie.


Mendengar hal ini Jajat pun merespon, "Saya kira bukan cuma dia, saya kira alasan prof yang menolak lebih kepada profesional saja."


"Saya setuju saya menghomati dia ya, dia ahli di bidang ekonomi kolonial disuruh nulis tentang Jokowi, tentu dia agak sulit kan."


Menurut Akbar, apakah tim meyakini dan merasa penting perlu dimasukkan tentang IKN dan Jokowi, karena apa yang dilakukan Jokowi bahkan atas sesuatu yang belum selesai bernama IKN.


"Apa IKN perlu dimasukkan dalam sejarah?" tanya Akbar lagi.


"Itu pertanyaan paling krusialnya di situ," sambung Akbar.


Menurut Jajat, tapi kenyataannya toh memang sudah ada pembangunan IKN.


"Namun apa sudah layak disebut sejarah," tanya Akbar.


Menurut Jajat ia pun meluruskan soal ini bahwa IKN satu bukti yang sudah dikerjakan Jokowi.


"Ini bukan judment jelek atau gak yak, ini dia menggagas itu bersama DPR juga, lalu kemudian membangun IKN, that's its. Ada ide ibukota sebenarnya bukan baru sudah lama jadi ditulis sebagai sesuatu program yang pernah dibuat oleh Pak Jokowi," terang Jajat.


Namun kembali Akbar bertanya kepada Jajat, apakah layak dimasukkan dalam sejarah karena kita tidak tahu apakah kelak IKN jadi.


"Apakah itu lagi-lagi layak dimasukan dalam buku sejarah."


Menurut Jajat, sebagai bukti program layak dimasukkan bahwa nanti IKN tak berkelanjutan pembangunannya itu lain cerita lagi.


"Anda jangan merasa ketakutan nanti gak jadi, kita hanya bertugas menuliskan apa program yang sudah ada di Jokowi, itu saja," tegas Jajat.


Namun menurut Bonnie, dengan dimasukkan Jokowi dan IKN sebagai bagian dari penulisan ulang sejarah, terkesan terburu-buru.


"Kalau objek belum selesai masih dinamika ditulis buru-buru nanti seperti apa ke depannya kita gak tahu. Itu bukan karya sejarah menurut saya, menurut saya itu humas, karya PR (Public Relation), hanya sebuah buku informasi tentang suatu peristiwa yang sebetulnya belum selesai," jelas Bonnie.


"Bahkan masih berkesinambungan sejarahnya, mestinya sudah selesai bahwa ada efeknya misalkan maka IKN masuk, Jokowi masuk mungkin bisa ditulis tapi tidak di buku ini," kata Bonnie.


Menurut Jajat sebagai bagian dari tim penulis punya kewajiban menulis tentang program Jokowi.


"Kita gak menilai negatif tentang Jokowi, kita punya data dia sudah buat rancangan panjang mengenai IKN, itu aja, profesor mundur tetap jadi (buku)," ujar Jajat.


👇👇


[VIDEO]



Sumber: HukamaNews

Komentar