“Gajah bukan alat berat,” tulisnya tegas di unggahan yang memuat foto-foto gajah tersebut.
“Mereka adalah makhluk cerdas, sosial, dan penuh perasaan, yang justru selama ini paling terdampak ketika habitat mereka hilang dan terfragmentasi.”
Di akhir tulisannya, ia berharap, “Semoga setiap langkah membawa kita pada kehidupan yang lebih manusiawi bagi hewan dan satwa.”
Unggahan itu langsung mendapat dukungan luas. Kolom komentar dipenuhi kecemasan.
“Wlpun tenaganya gede tp mrka ga dirancang buat tarik benda berat ga sih? Blm lgi kasus anjing reno kmren jd bikin was was,” tulis seorang pengguna.
Yang lain dengan sedih berkomentar, “kenapa manusia pd tega2 bgt sihh.”
Jadi, di balik gambar yang tampak heroik itu, tersimpan dilema yang pelik. Di satu sisi, ada kebutuhan mendesak untuk pemulihan. Di sisi lain, ada pertanyaan besar tentang etika: sejauh mana kita boleh mengandalkan satwa liar untuk menyelesaikan masalah kita, sementara kita sendiri sering lalai menjaga rumah mereka?
Musibah ini mungkin akan berlalu. Tapi diskusi tentang perlindungan dan kesejahteraan satwa seperti gajah, semoga justru semakin menguat setelahnya.
Artikel Terkait
Ratu Suthida Siap Berlaga di SEA Games 2025 di Usia 47 Tahun
Ledakan Baterai Drone Picu Kebakaran Maut di Kantor Terra Drone Kemayoran
Ustaz di Sumenep Divonis 20 Tahun Penjara dan Kebiri Kimia Usai Cabuli Delapan Santriwati
Korban Kebakaran Terra Drone Mulai Dikenali, 10 Jenazah Sudah Teridentifikasi