Duka Mendalam Selimuti Aceh, Gubernur Sebut "Tsunami Kedua"
Banjir besar yang melanda Aceh bukan lagi sekadar bencana biasa. Wilayah ini kembali berduka. Yang terjadi sekarang ini, menurut Gubernur Aceh Muzakir Manaf, dampaknya setara bahkan mungkin lebih parah dengan tragedi tsunami tahun 2004 silam. Sungguh pernyataan yang menggetarkan.
Bencana ini sudah menyebar ke hampir seluruh penjuru provinsi. Kerusakannya masif. Akses darat ke daerah-daerah yang terisolasi nyaris lumpuh total. Mau tak mau, bantuan logistik darurat kini cuma bisa diandalkan lewat jalur udara. Situasinya benar-benar kritis.
Memasuki hari kesembilan pasca banjir melanda Aceh Utara, gambaran kerusakan mulai jelas terlihat. Dahsyat sekali. Di Desa Blang Peuria, Kecamatan Samudera, sebuah rumah warga terseret arus sekitar 500 meter dari tempat asalnya. Rumah itu terdampar di badan jalan dan hingga Minggu (30/11) lalu masih teronggok di sana. Tak cuma satu, lima rumah lainnya dilaporkan hanyut dan hancur.
Banjir juga merendam wilayah lain: Aceh Timur, Lhokseumawe, Bireuen, Langsa, Pidie, Pidie Jaya. Tapi yang paling mencemaskan adalah laporan tentang desa-desa yang seolah hilang ditelan bumi.
Artikel Terkait
Kepungan Banjir, 16 Warga Sibolga Diamankan Usai Jarah Minimarket
Pedagang Bengkulu Geruduk Balai Kota, Dedi yang Diteriakkan Bukan Gubernur Jabar
Warga Sibolga Ambil Bahan Makanan, BNPB Bantah Tuduhan Penjarahan
Dedi Mulyadi Ungkap Dalang Perusakan Kebun Teh Pangalengan untuk Alih Fungsi Lahan