Optimisme awal yang mendorong kapitalisasi pasar saham Microsoft melampaui US$ 3 triliun, bahkan melewati Apple, kini tampak pudar.
Pertumbuhan pendapatan Google Cloud yang hanya sedikit di atas perkiraan investor Wall Street, serta kalahnya dengan pertumbuhan Microsoft Azure, menjadi pukulan telak bagi para pemegang saham.
Baca Juga: Perbandingan Spesifikasi dan Harga Infinix Zero 30 5G vs Realme 11 Pro
Selain itu, biaya operasional data center Google yang diperkirakan akan melonjak pada 2024 untuk mendukung layanan AI mereka turut menambah beban keuangan.
Dengan pasar saham yang gemetar, masa depan teknologi AI tampaknya kini menjadi pertanyaan besar, memberikan peringatan bahwa tidak semua gebrakan teknologi selalu diikuti oleh kesuksesan finansial.***
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: tinewss.com
Artikel Terkait
Penjualan Mobil Hybrid Anjlok 23% di Tengah Kebangkitan Pasar Otomotif Nasional
Honda Super One Mulai Tes Jalan di Indonesia, Kapan Launchingnya?
Honda Culture Indonesia Vol. 2 2025: Event Gaya Hidup & Komunitas Honda Terbesar
Gran Max Pick Up Jadi Mobil Terlaris Daihatsu Oktober 2025, Geser Dominasi Sigra