Power Play Thailand yang Jadi Bumerang
Memasuki babak kedua, intensitas tak kunjung turun. Indonesia malah langsung menambah gaji. Samuel Eko, menebus peluangnya di babak pertama, melepaskan tendangan keras yang tak bisa dihalau kiper. Skor 3-0, memanfaatkan situasi kick in dari Ardiansyah Nur.
Terpojok, Thailand main kasar. Mereka memilih skema power play dengan menarik kiper mereka. Strategi berisiko tinggi itu, alih-alih membuahkan gol, malah jadi petaka. Dewa Rizki dengan cerdik memanfaatkan ruang kosong di depan gawang, menceploskan bola untuk skor 4-0.
Mereka tak kapok. Power play diterapkan lagi. Dan lagi-lagi, itu jadi blunder. Ardiansyah Nur kali yang menjadi eksekutor, memperbesar keunggulan menjadi 5-0. Stadion yang sebelumnya riuh, mendadak hening.
Thailand akhirnya mencetak gol hiburan lewat Krit Aransanyalak. Skor 1-5. Tapi gol itu sama sekali tak mengendurkan langkah Garuda. Mereka tetap haus.
Di akhir pertandingan, Ardiansyah Nur kembali memamerkan kebolehannya. Golnya yang keenam sekaligus mengunci kemenangan gemilang 6-1. Peluit panjang berbunyi, dan sejarah pun resmi tercatat: emas pertama untuk futsal Indonesia di SEA Games.
Kemenangan ini bukan sekadar angka. Ini adalah tonggak. Sebuah pernyataan keras tentang dominasi Indonesia di pesta olahraga regional, sekaligus bukti bahwa futsal tanah air sedang berada di jalur yang tepat.
Artikel Terkait
Perak SEA Games Jadi Bahan Bakar, Luis Estrela Sudah Bidik Emas
Jonatan Christie Tersungkur di Hangzhou, Akui Teknan dan Cedera Jadi Tantangan
Sabar-Reza, Satu-Satunya Harapan Indonesia di Semifinal World Tour Finals
Gelar Juara SEA Games 2025 Milik Futsal Indonesia Usai Hajar Thailand 6-1