Dari Pasar Sapi ke Mugello: Kisah Veda Ega Pratama dan Ayahnya yang Membuka Jalan

- Kamis, 18 Desember 2025 | 16:18 WIB
Dari Pasar Sapi ke Mugello: Kisah Veda Ega Pratama dan Ayahnya yang Membuka Jalan

Bertahun-tahun membelah sirkuit, Sudarmono paham betul. Balapan bukan cuma soal memacu gas sekuat tenaga. Prinsip itulah yang dipegangnya ketika sang anak mulai terpikat pada deru mesin. Ia tak sekadar mengajarkan cara menikung atau mengerem. Lebih dari itu, Sudarmono menuntun putranya ke jalan yang benar. Hasilnya? Di usia 16 tahun, anak itu tercatat sebagai pebalap Indonesia pertama yang menang di Sirkuit Mugello, Italia.

Dialah Veda Ega Pratama, remaja asal Wonosari, Gunungkidul, yang akan turun di ajang Moto3 tahun depan. Langkahnya kian dekat ke MotoGP, kasta tertinggi balap motor dunia. Tapi semua kemilau ini punya awal yang sangat biasa. Bahkan, boleh dibilang serba kekurangan. Bagaimana tidak, untuk sekadar berlatih pun, Veda kecil tak punya sirkuit. Satu-satunya tempat ia bisa mengejar angin adalah sebuah pasar sapi di kecamatan sebelah.

“Dulu latihannya cuma yang sebelah sana. Di sini belum ada aspalnya, belum kayak gini, terus kotor banget dulu. [...] ingat banget dulu masih ada pohon di tengah,”

Kenang Veda, ditemui di Pasar Sapi Siyono Harjo, Playen, Jumat lalu. Sampai sekarang, tempat itu masih sering dipakai warga lokal untuk balapan. Maklum, provinsi ini memang belum punya sirkuit permanen.

Sudarmono memang sering mengajak Veda kecil menonton balapan, termasuk saat dirinya sendiri turun trek. Tapi ia tak pernah memaksa. Namun begitu, seperti kata pepatah, buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Ketika Veda sendiri yang menunjukkan ketertarikan, barulah sang ayah mulai serius membimbing.

“Saya lihat anaknya minat enggak sama motor itu? (Ternyata) dia suka, terus tak kasih tahu tentang balapan, tak kasih tahu tentang video-video balapan. Akhirnya dia pengen juga pakai baju balap, pengen balapan,”

katanya. Minat itu tak dibiarkan mengambang. Jika memang mau terjun, Veda harus punya mimpi dan target yang jelas. Tujuannya satu: agar anaknya punya motivasi untuk berlatih keras.

“Saya bilang, ‘Kamu pengen nggak seperti seperti ini?’ Kalau dia pengen, ya selalu latihan. Kalau dia nggak niat, masak mimpimu sampai sini (tapi) kamu latihannya nggak niat,”

ujar Sudarmono, mengulang nasihatnya dulu. Di usia empat tahun, Veda sudah ikut balap motor kecil. Lalu motocross, dan road race saat menginjak delapan tahun.

Dengan ruang latihan seadanya di pasar sapi itu, Sudarmono mengajarkan kelincahan dan daya juang. Semua ia sarikan dari pengalamannya sendiri di trek.

Peran Sang Ayah di Balik Layar


Halaman:

Komentar