“Tantangan terberat sebelum bertanding itu menurunkan berat badan. Program latihan juga sangat tinggi, jadi ada rasa takut cedera,”
kenang Rizqi.
Itulah mengapa, medali emas ini rasanya lebih dari sekadar kemenangan olahraga biasa. Ini adalah simbol kemenangan atas diri sendiri. Sebuah bukti nyata dari setiap tetes keringat dan pengorbanan.
“Ini bukti dari semua pengorbanan: capek, sakit, jatuh, bangun. Ini kemenangan atas diri sendiri,”
katanya dengan penuh perasaan.
Di balik sosoknya yang tangguh di atas matras, Rizqi tak lupa menyebut orang-orang terdekat. Dukungan tanpa henti dari kedua orang tua, serta bimbingan pelatih dan tim, adalah penyemangat yang tak ternilai harganya. Mereka adalah bagian tak terpisahkan dari cerita sukses ini.
Kini, dengan emas SEA Games 2025 tergenggam, langkahnya terasa lebih mantap. Catatan manis ini tentu jadi motivasi besar untuk melanjutkan perjuangan di kancah yang lebih tinggi, di dunia olahraga internasional.
Perlu diketahui, sang juara adalah anak tunggal. Di luar dunia judo, ia juga aktif menimba ilmu sebagai mahasiswa Program Studi Sistem Informasi di Universitas Bina Sarana Informatika (BSI) kampus Karawang. Sebuah keseimbangan hidup yang patut diacungi jempol.
Artikel Terkait
Safira Dwi Meilani Hantam Vietnam, Sabet Emas SEA Games dari Gelanggang Thailand
Dua Nama Asing Mengintip Kursi Pelatih Timnas Indonesia
Harapan Putri KW di BWF Finals Hangzhou Pupus di Tangan An Se-young
Indra Sjafri Hengkang dari PSSI Usai Evaluasi SEA Games