Pelatih UNJ, Nur Fitranto, mengungkapkan bahwa kegagalan di fase regional justru jadi pelajaran berharga.
“Kunci kami ada di semifinal regional waktu itu. Mental pemain terbentuk di sana. Saya bilang ke mereka, kalau kita fokus, juara itu bisa diraih,” jelas Nur.
Visi Besar ke Depan
Di balik layar, CEO Campus League Ryan Gozali menyatakan bahwa musim perdana atau ‘Season Zero’ ini baru langkah pertama. Kompetisi yang diikuti 64 tim ini dirancang sebagai fondasi ekosistem olahraga kampus yang lebih solid.
Namun begitu, ambisi mereka jauh lebih besar. Untuk tahun 2026, ekspansi besar-besaran sudah disiapkan. Bandung dan Surabaya akan ditambahkan sebagai tuan rumah regional baru. Tak hanya futsal, rencananya akan ada sekitar sepuluh cabang olahraga yang dipertandingkan, termasuk basket dan badminton.
“Kami sedang memfinalisasi rencana untuk sepuluh cabor di 2026. Campus League Futsal baru permulaan,” ungkap Ryan.
Ia menegaskan, meski disebut Season Zero, gelar yang diraih tim-tim ini sah dan akan tercatat dalam sejarah. Trofi bergilir resmi baru akan diperkenalkan di Season 1 mendatang, dengan desain yang dirancang untuk dipertahankan hingga tiga dekade ke depan.
Dukungan dari Federasi
Kehadiran Campus League mendapat apresiasi dari Ketua Umum Federasi Futsal Indonesia (FFI), Michael Victor Sianipar. Menurutnya, kompetisi ini menjawab kebutuhan yang selama ini menganga.
“Campus League adalah jembatan yang tepat bagi pemain kampus menuju level profesional,” katanya.
Michael menambahkan, reformasi struktur liga futsal nasional membutuhkan pasokan pemain muda yang tak hanya mahir teknik, tapi juga mentalnya sudah terasah. Di sinilah peran Campus League menjadi sangat krusial untuk menyiapkan bibit-bibit unggul masa depan.
Artikel Terkait
Bernabeu Senyap, Madrid Tersungkur di Hadapan Celta Vigo
Bangkok United Angkat Jersey Arhan, Beri Penghormatan di Tengah Duka
Beckham Putra Nugraha Anggap Bukan Nama Besar yang Penting untuk Kursi Pelatih Timnas
Muti Siapkan Dispensasi Khusus untuk Atlet Pelajar yang Berprestasi