Di bawah terik matahari Serang, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pesan yang tegas. Intinya satu: pemerintahan harus bersih. Menurutnya, hanya dengan itulah bangsa bisa benar-benar bangkit dan kesejahteraan rakyat terwujud.
Pernyataan itu ia sampaikan bukan di ruang ber-AC, melainkan saat meresmikan akad massal KPR FLPP untuk puluhan ribu keluarga, Sabtu lalu. Suasana lapangan yang riuh justru menjadi latar yang tepat untuk pesan seriusnya. Baginya, pemerintahan yang bersih bukan cuma cita-cita lokal, tapi pelajaran universal.
"Saya bertekad membersihkan aparat. Mereka ujung tombak, yang memberi pelayanan langsung. Kalau aparatnya tidak jujur, ya percuma. Kekayaan negara nggak akan pernah sampai ke tangan rakyat kecil. Ini pelajaran dari semua peradaban di dunia. Sudah ribuan tahun terbukti: pemerintah yang bersih itu kunci kebangkitan bangsa. Kesejahteraan baru terasa kalau pemerintah kita bersih."
Prabowo kemudian menyinggung soal anggaran. Angka-angka fantastis dalam APBN, katanya, tak ada artinya kalau uangnya mandek di jalan atau malah masuk ke kantong yang salah. Suaranya terdengar lirih sejenak, seperti menahan kesal.
"Kita bisa saja menganggarkan ratusan triliun rupiah. Tapi kalau akhirnya tidak sampai ke rakyat? Ya, sedih sekali. Sungguh menyedihkan."
Di sisi lain, ia juga menyadari posisinya sendiri. Dalam nada yang lebih personal, Prabowo mengingatkan para menterinya tentang komitmen yang seharusnya. Bukan kepada dirinya sebagai pribadi, melainkan kepada negara dan rakyat yang dilayani.
"Saya bersyukur didukung menteri-menteri yang setia pada bangsa. Tapi saya minta, jangan setia ke Prabowo. Saya ini manusia biasa, bisa datang dan pergi suatu saat nanti. Kesetiaan kalian harus pada Republik Indonesia, pada rakyat yang kita layani."
Pidato itu pun berakhir. Pesannya sederhana namun berat: membangun dari dalam dengan membersihkan setiap celah, memastikan setiap rupiah berpihak pada warga. Tantangan nyata yang kini menunggu untuk diwujudkan.
Artikel Terkait
Polda Sumbar Garap 150 Titik Air Bersih untuk Korban Banjir
Bupati Termuda Bekasi Ditetapkan Tersangka KPK, Harta Rp 79 Miliar Jadi Sorotan
Banjir Sumatra 2025: Saat Bencana Menjadi Ujian Terberat bagi Kepercayaan Publik
Fadli Zon Bekali Guru Seni, Angklung Diharap Jadi Motor Ekonomi Kreatif