Mengelola 37 bandara di Indonesia bukan perkara mudah. Apalagi di era informasi seperti sekarang, di mana setiap berita bisa menyebar dalam hitungan detik. Nah, PT Angkasa Pura Indonesia rupanya sangat menyadari hal ini. Mereka terus mendorong tim komunikasinya agar lebih lincah dan efektif dalam menyampaikan informasi ke masyarakat. Upaya ini dianggap krusial agar pesan yang sampai ke publik akurat dan tepat waktu.
Untuk mewujudkannya, digelarlah workshop bertajuk 'Communication Summit 2025'. Acara bertema 'Committed to Improved Better Collaboration' ini berlangsung di Harris Hotel FX Sudirman, Jakarta, dari 8 hingga 10 Desember 2025. Pesertanya tak main-main, datang dari perwakilan bidang komunikasi di berbagai Kantor Regional dan Kantor Cabang Angkasa Pura Indonesia.
Workshop ini sendiri diisi oleh sederet nama yang mumpuni di dunia media. Misalnya, ada Pimpinan Redaksi detikcom Alfito Deannova, Senior Anchor CNN Indonesia Desi Anwar, Head of Brand Communication detikcom Karel Anderson, serta Podcaster Dhanu Riza. Mereka hadir untuk berbagi ilmu langsung dengan para peserta.
Pembukaan acara punya momen penting. Wakil Direktur Utama Angkasa Pura Indonesia, Achmad Syahir yang juga mantan PR Manager memberikan firebriefing. Ia menekankan satu hal: dalam komunikasi, yang harus diutamakan adalah 'Tiga S'.
"Pertama, Strategy. Harus sesuai audiens dan kondisi. Lalu Substance, isi pesannya harus kuat. Terakhir, Speed. Kecepatan merespons isu itu sangat krusial," ujar Syahir.
Menurutnya, ketiganya penting untuk meminimalisir beredarnya informasi yang tidak akurat di masyarakat.
Di sisi lain, Direktur Komersial Veri Y. Setiady menyoroti peluang di era digital. Ia bilang, sekarang banyak saluran yang bisa dimanfaatkan untuk membangun komunikasi, dan media sosial adalah salah satu yang terpenting.
"Memaksimalkan sosial media sangat penting untuk dilakukan," tegas Veri.
Nah, terkait media sosial, Dhanu Riza punya tips praktis. Ia mengajak peserta langsung praktik membuat konten video. Menurut Dhanu, kunci memaksimalkan media sosial adalah dengan menyiapkan konten pilar.
"Kita ada yang namanya konten pilar. Dari situ, baru dikembangkan jadi konten program. Jadi urutannya dari konten pilar dulu," jelasnya.
Pendapat senada tapi dengan penekanan berbeda disampaikan Karel Anderson. Baginya, media sosial memang penting, tapi jangan sampai mengorbankan branding perusahaan.
"Jangan kejar trending tapi utamakan branding," ungkap Karel singkat.
Artikel Terkait
Gempa 5,2 Magnitudo Guncang Pohuwato, Getaran Terasa hingga Sulteng
Dialog Damai di Tesso Nilo: Warga Rela Pindah, Gajah Kembali Bernapas
Imran Khan dan Istri Divonis 17 Tahun Penjara dalam Kasus Hadiah Negara
Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Pohuwato, BMKG Pastikan Tak Ada Potensi Tsunami