“Alasannya simpel. Dia main ke rumah teman yang punya papan seharga seratus ribu. Awalnya sih boleh pinjam, tapi lama-lama kan nggak enak juga,” cerita Sunarto.
“Akhirnya, papan itu dia beli. Harganya? Cuma lima ribu rupiah.”
Jangan bayangkan papan yang bagus. Menurut sang ayah, kondisi papan murah meriah itu sudah jauh dari kata layak dan sama sekali tidak standar. Tapi, dari situlah segalanya bermula. Papan usang itu menjadi alat pertama Basral untuk mengasah gerakan-gerakan dasarnya.
Melihat keseriusan anaknya, Sunarto luluh. Beberapa waktu kemudian, dia membelikan papan skateboard bekas kedua yang kondisinya lebih baik. Nah, papan ini pun harus dipakai bergantian dengan sang kakak.
Perlombaan resmi pertamanya terjadi di Mangkunegaran. Hasilnya? Basral tidak menang. Tapi nasib baik berpihak. “Dapat doorprize, dapat papan skateboard baru,” ucap Sunarto dengan senyum.
Basral sendiri lahir di Tangerang, 22 Januari 2007. Keluarganya kemudian memutuskan pindah dan menetap di sebuah rumah sederhana di Desa Tohudan, Colomadu, Kabupaten Karanganyar. Dari sanalah, seorang juara bertumbuh.
Artikel Terkait
AS Balas Dendam di Suriah, Hujani 70 Target ISIS Usai Serangan Mematikan di Palmyra
Angin Kencang dan Hujan Deras Rusakkan Belasan Rumah di Desa Sirnagalih
Denpasar Ganti Kembang Api dengan Gamelan untuk Sambut 2026
Megawati Tegaskan Tugas BAGUNA: Turun Langsung dan Buka Dapur Umum