Kabut masih menyelimuti sisa-sisa lumpur di kompleks Ponpes Najmul Hidayah Al Aziziyah, Bireuen, ketika bantuan dari pemerintah tiba. Pondok pesantren ini adalah salah satu yang paling parah terdampak banjir bandang beberapa waktu lalu. Arus deras tak hanya merendam segalanya, tapi juga menghanyutkan bangunan asrama putri hingga rata dengan tanah.
Di tengah kondisi itu, Menteri Agama Nasaruddin Umar datang langsung menyerahkan bantuan. Bukan sekadar bantuan sembako biasa. Bervariasi, mulai dari daging kurban untuk Idul Adha 2025, sarung dan mukena, hingga genset dan perlengkapan kebersihan. Harapannya jelas: aktivitas belajar mengajar yang sempat lumpuh bisa perlahan bangkit, setidaknya beban santri dan pengasuh ponpes sedikit terangkat.
“Agama kita punya cara pandang sendiri soal ujian,” ujar Nasaruddin Umar, Kamis lalu.
“Di balik musibah, selalu ada hadiah. Percayalah, semakin berat ujiannya, semakin besar pula pahala yang Allah sediakan. Jadi, jangan pernah takut.”
Kalimat itu disampaikannya bukan sebagai penghibur kosong. Ia ingin mengingatkan bahwa musibah semacam ini jangan dilihat sebagai kutukan. Justru, kata dia, ini adalah ujian kesabaran yang akan menguatkan iman.
Artikel Terkait
Pemerintah Bantah Tudingan Lamban, Klaim Penanganan Bencana Sumatera Dimulai Sejak Hari Pertama
Warga Bireuen Lega, Jembatan Bailey di Awe Geutah Akhirnya Beroperasi
Tragedi di Brown University: Mantan Mahasiswa Tewaskan Dua Orang Sebelum Bunuh Diri
Kapolri Tegaskan Perpol Baru Penuhi Amanat MK Soal Batasan Penugasan