Ceritanya tak berhenti di situ. Baru saja acara makan siang itu usai, teleponnya berdering. Di seberang garis, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menelepon. SBY-lah yang justru menawarinya posisi cawapres. Tanpa pikir panjang lagi, JK langsung bilang iya.
Namun begitu, beberapa tokoh kemudian mendatanginya. Mereka meminta agar ia membatalkan kesepakatan dengan SBY itu. Tapi JK ogah. Ia bahkan meminta kesepakatan dengan presiden keenam RI itu untuk dituangkan dalam bentuk tertulis. Komitmennya sudah bulat.
"Waduh saya sudah janji (sama SBY)," katanya sambil tersenyum.
Dari cerita singkat itu, kita bisa menangkap sebuah kesan. Dunia politik memang penwith kejutan. Siapa sangka, dari sebuah makan siang yang penwith teka-teki, justru berujung pada keputusan besar di tempat dan dengan orang yang tak terduga. JK pun seolah menggarisbawahi, bahwa kadang jalan yang kita kira akan dilalui, justru berbelok ke arah yang sama sekali berbeda.
Artikel Terkait
Brimob Riau Bersihkan Surau dan Pondok Quran di Tengah Reruntuhan Galodo
Sopir Pengganti Program Makan Bergizi Diduga Salah Injak Gas, 20 Korban Terluka
Kapolri Turun Langsung, Tinjau Dapur Umum dan Posko Kesehatan di Pengungsian Aceh
Tito Karnavian Siagakan Daerah Hadapi Arus Libur dan Cuaca Ekstrem Nataru