Malam itu, di Grand Ballroom Hotel Sultan, Jakarta Pusat, suasana tampak khidmat. Sekitar pukul delapan, acara dimulai dengan lantunan doa. Ini bukan sekadar pertemuan biasa, melainkan rapat pleno Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang digelar untuk membahas proses organisasi sesuai mandat dari Syuriyah.
Pantauan di lokasi menunjukkan, hampir semua unsur kepengurusan hadir. Mulai dari jajaran Syuriah, Tanfidziyah, sampai para pimpinan lembaga dan badan otonom di bawah NU. Mereka berkumpul untuk agenda penting organisasi.
Di antara yang hadir, terlihat Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul. Kehadirannya cukup menyita perhatian, mengingat dia juga menjabat sebagai Sekjen PBNU. Tak hanya Gus Ipul, Ketua Umum Dewan Pembina Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa, juga tampak hadir.
Wajah-waha familiar lain pun hadir. Sebut saja Ketua PBNU Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur), Mohammad Nuh, dan Muhammad Cholil Nafis. Di sisi lain, Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar juga tak absen, didampingi oleh Wakil Rais Aam seperti Afifuddin Muhadjir dan Anwar Iskandar. Wakil Ketua Umum PBNU KH Zulfa Mustofa turut mengisi deretan kursi rapat.
Artikel Terkait
Pembebasan Utang KUR untuk Petani Aceh Dinilai Belum Cukup, DPR Minta Bantuan Saprodi dan Hunian
Kebakaran Gedung Kemayoran: Ibu Hamil Tujuh Bulan Jadi Korban, Baterai Lithium Diduga Biang Keladi
Jenazah Korban Kebakaran Terra Drone Masih Utuh, Identifikasi Visual Dinilai Cukup
DPR Beri Tenggat 30 Hari ke Kemenhut Usut Dalang Banjir Aceh-Sumatera