Dia ingat betul, rumahnya di Kampung Dalam, Karang Baru, mulai kebanjiran pada Rabu petang, 26 November. Air datang perlahan, lalu tiba-tiba menjadi sangat ganas.
Wahyu bercerita, warga langsung berhamburan. Mereka memilih mengungsi ke Kantor Komite Peralihan Aceh (KPA) yang dianggap lebih aman. Tapi siapa sangka, dalam hitungan menit saja, ketinggian air terus bertambah dengan kecepatan yang menakutkan. Perkampungan mereka pun tersapu bersih.
Kini, yang tersisa adalah lumpur, puing, dan kenangan akan rumah yang telah hilang. Perjuangan mereka belum berakhir.
Artikel Terkait
Delpedro Cs. Hadapi Dakwaan Penghasutan Usai Demo Agustus
Tiga Dalang Rencana Rusuh Jakarta Diamankan, Bom Molotov Siap Pakai Disita
BMKG Ungkap Puncak Hujan dan Ancaman Cuaca Ekstrem Jelang Nataru
Gempa 7,6 SR Guncang Aomori, Ribuan Warga Dievakuasi