Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) baru-baru ini menerima penghargaan bergengsi dalam detikcom Awards 2025, tepatnya di kategori Lembaga Pendorong Pekerja Migran Naik Kelas. Yang menarik, pihak kementerian justru merasa bahwa Presiden Prabowo Subianto-lah yang lebih pantas menerima penghormatan ini.
Menteri P2MI, Mukhtarudin, tak lupa menyampaikan rasa terima kasihnya kepada detikcom. Acara berlangsung di The Westin Jakarta, Selasa (25/11/2025).
Namun begitu, dia langsung melanjutkan dengan pernyataan yang cukup mengejutkan.
"Sebenarnya, Kementerian P2MI ini sama sepantasnya Bapak Prabowo yang terima," ujarnya.
Alasannya jelas. Menurut Mukhtarudin, transformasi kelembagaan yang dilakukan Prabowo merupakan langkah besar. Dari yang sebelumnya hanya sebuah badan, kini ditingkatkan statusnya menjadi kementerian penuh. Perubahan ini bukan sekadar urusan struktur organisasi belaka.
Di sisi lain, langkah ini dinilai sebagai bukti nyata komitmen pemerintah untuk meningkatkan kualitas perlindungan bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI). Negara, kata dia, harus benar-benar hadir.
"Kehadiran Kementerian P2MI sebagai bentuk komitmen negara, komitmen pemerintah untuk memberikan perlindungan secara menyeluruh," tuturnya.
Perlindungan itu, sambungnya, diberikan dalam setiap tahapan. Mulai dari sebelum penempatan, saat penempatan berlangsung, bahkan hingga setelah semuanya selesai. Perlindungan tetap harus ada untuk warga negara Indonesia.
Mengenal detikcom Awards 2025
detikcom Awards 2025 kembali digelar tahun ini. Tujuannya sederhana: memberikan apresiasi setinggi-tingginya bagi mereka yang telah memberikan kontribusi nyata bagi Indonesia. Dengan mengusung tema 'Apresiasi Karya Insan Nusantara, Merajut Indonesia Gemilang', ajang ini berusaha menjangkau banyak pihak.
Penghargaan ini ditujukan bagi individu, pelaku usaha, dan tentu saja unsur pemerintah yang punya catatan prestasi dan dampak signifikan bagi bangsa. Fokusnya ada pada karya, tata kelola, dan pencapaian unggul di berbagai lini. Pada intinya, ini adalah salah satu cara detikcom untuk menjaga semangat berkarya dan dedikasi dalam 'rumah besar' Indonesia.
Artikel Terkait
Kisah Pilu di Balik Penghentian Pencarian Korban Longsor Banjarnegara
Kasus Propam Sumut Berlanjut, Kombes Julihan Diperiksa di Mabes
Arab Saudi Dukung Penuh Wacana Kompleks Khusus Haji Indonesia di Tanah Suci
Wali Kota Pekanbaru Turun Langsung Awasi Kasus Bullying yang Tewaskan Pelajar SD