Dengan kata lain, AI sudah hapal betul medan di sekitar Tenjo. Dia mencari spot yang sepi dan dirasa aman untuk menyingkirkan bukti kejahatannya. Pencariannya akan lokasi yang sunyi itu akhirnya berujung pada sebuah tempat pembuangan sampah di bawah sebuah jembatan.
"Dia tahu lokasi mana yang sepi untuk membuang di sana. Dan akhirnya memilih salah satu tempat yang mana di jembatan itu dibuang, almarhum dibuang jenazah dalam bentuk plastik itu di bawah jembatan itu," tuturnya lagi.
Peristiwa nahas ini berawal ketika Alvaro diculik pada 6 Maret 2025 di kawasan Bintaro, Jakarta Selatan. Saat diculik, dikabarkan bocah malang itu menangis histeris tanpa henti. Tangisannya yang tak kunjung reda diduga memicu pelaku untuk membekapnya hingga tak lagi bernapas.
Setelah nyawa Alvaro melayang, AI kemudian membungkus jasad korban dengan plastik. Baru tiga hari setelah kematiannya, jasad tersebut dibawa dan dibuang dengan niat menghilangkan semua jejak.
Ironisnya, pelaku utama dalam kasus ini, AI, kini juga telah meninggal dunia setelah diduga mengakhiri hidupnya sendiri.
Artikel Terkait
Harli Siregar: Penghargaan yang Membuka Jalan Transparansi di Tubuh Kejaksaan
Bolsonaro Dibui Usai Coba Hancurkan Gelang Elektronik Pakai Solder
KPK Buka Suara Soal Status DPO Paulus Tannos di Sidang Praperadilan
Penggerebekan Berlan Ricuh, Bandar Narkoba Kabur ke Atap Rumah