Di sisi lain, usulan untuk kembali ke sistem enam hari sekolah ternyata bukan hal baru. Aspirasi ini, menurut Taj Yasin, sudah lama disuarakan, terutama oleh warga di sejumlah daerah. Kekhawatiran masyarakat akan ketergantungan anak-anak pada gawai pascasekolah diduga menjadi pemicu utamanya.
"Ketika anak berada di lingkungan sekolah, dianjurkan tidak menggunakan gawai. Itu sebabnya kami melakukan evaluasi kembali tahun ini,"
jelasnya, merinci alasan di balik wacana tersebut.
Namun begitu, Taj Yasin menegaskan bahwa semua masih dalam tahap pertimbangan. Belum ada keputusan final sama sekali. Semua opsi masih dibuka lebar, mulai dari penerapan serentak di seluruh Jawa Tengah, hingga kemungkinan menjalankannya sebagai proyek percontohan di daerah tertentu terlebih dahulu.
"Nanti akan diputuskan berdasarkan hasil kajian,"
Artikel Terkait
Fadli Zon Soroti Peran Mahasiswa Sebagai Benteng Budaya di Era Digital
Kontroversi Unggahan Oxford: Peneliti Indonesia Terabaikan di Balik Temuan Rafflesia Langka
Obligasi Daerah: Wacana 25 Tahun yang Menanti Payung Hukum
Prabowo Gerak Cepat, Audit Medis Digelar Usai Ibu dan Bayi Tewas Ditolak Empat RS di Jayapura