Di sisi lain, bantuan logistik pun mulai mengalir. BNPB bersama perwakilan Komisi VIII DPR RI menyalurkan ratusan matras, terpal, selimut, masker medis, hingga paket alat kebersihan. Untuk memenuhi kebutuhan perut, tersedia 1.000 makanan siap saji dan 200 paket sembako.
"Bantuan dimanfaatkan oleh mereka yang tempat tinggalnya terdampak maupun masyarakat sekitar yang turut terpapar abu vulkanik," jelas Abdul.
Bicara soal kronologi, erupsi ini bermula pada Rabu (19/11) sore tepat pukul 16.00 WIB. Badan Geologi Kementerian ESDM mencatat kolom letusan menjulang setinggi 2.000 meter di atas puncak. Yang lebih mengerikan, awan panasnya meluncur sejauh tujuh kilometer dari puncak, membawa abu kelabu pekat ke arah utara dan barat laut.
Getarannya terekam jelas di seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm, berlangsung selama 16 menit 40 detik yang mencekam. Aktivitas erupsi baru benar-benar mereda pukul 18.11 WIB.
Namun begitu, kewaspadaan tetap harus dijaga. Status Level IV atau Awas masih berlaku. Pemerintah Kabupaten Lumajang pun telah menetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Alam yang akan aktif hingga 26 November mendatang. Semua ini untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk, karena Semeru memang tak pernah bisa ditebak.
Artikel Terkait
Bogor Diguncang Dua Pohon Tumbang dalam Satu Malam, Satu Pemotor Jadi Korban
Jakarta Tenang, Ancaman Mogok Nasional 5 Juta Buruh Masih Menggantung
Misteri Kematian Perempuan di Kamar Mandi: Tangan Terikat, Kepala Diselubungi Plastik Hitam
Polisi dan Warga Sipil Diganjar Penghargaan Usai Gagalkan Peredaran 19 Kg Sabu di Perairan Indragiri Hilir