Kasus hukum ini berawal ketika suami Neni, Denny Darmawan, menggunakan nama istrinya untuk mengajukan kredit mobil bekas di perusahaan leasing. Pemakaian nama Neni dilakukan karena nama suaminya terhalang SLIK atau BI Checking.
Kredit mobil hanya dibayar enam kali sebelum suami Neni mengalihkan kendaraan kepada pihak lain tanpa sepengetahuan Neni. Mobil tersebut kemudian dilaporkan hilang dan mengalami kebakaran saat digunakan pihak lain.
Dampak Viral dan Tuntutan Hukum
Kasus Neni menjadi perhatian publik setelah viral berita tentang pemisahan paksa dengan anaknya yang masih menyusui selama masa penahanan. Neni diketahui memiliki tiga anak yang masih kecil.
Dalam proses hukum, Jaksa Penuntut Umum menjerat Neni dengan Pasal 36 UU Fidusia Nomor 42 Tahun 1999 dan Pasal 372 KUHP tentang penggelapan. Namun, kuasa hukum Neni, Syarif Hidayat, menilai penerapan kedua pasal tersebut keliru.
Penyelesaian Melalui Jalan Musyawarah
Soedeson menegaskan pentingnya penegakan hukum yang berkeadilan sambil mendorong penyelesaian secara musyawarah. "Kami minta penegakan hukum yang berkeadilan," tuturnya, seraya menekankan bahwa DPR tidak dapat mencampuri proses hukum yang telah berjalan di pengadilan.
Artikel Terkait
Ibu Menyusui Neni Nuraeni Terjerat Fidusia: Upaya Restorative Justice & Kronologi Kasus Terbaru
Rizal Fadillah Tersangka Kasus Ijazah Jokowi: Ini Pemerkosaan Hukum
Ledakan di SMAN 72 Jakarta: Kronologi, Korban Jiwa, dan Kondisi Terkini 2025
Daftar Lengkap Korban Ledakan SMA 72 Kelapa Gading & Lokasi Perawatannya