Jembatan Manting Ramban Kulon: Saksi Bisu Sejarah dan Arsitektur Belanda
Jembatan Manting di Desa Ramban Kulon bukan sekadar penghubung dua daratan, melainkan monumen sejarah peninggalan Belanda yang masih kokoh. Jembatan ini menjadi bukti nyata kemajuan teknik arsitektur era kolonial dan warisan budaya yang wajib dilestarikan. Jelajahi pesona dan sejarah Jembatan Manting, destinasi tersembunyi yang penuh cerita.
Sejarah Jembatan Manting dan Industri Gula Belanda
Dibangun sekitar tahun 1922, Jembatan Manting merupakan bagian dari infrastruktur pendukung industri gula Belanda di Jawa. Fungsinya saat itu adalah sebagai jalur transportasi lori pengangkut tebu dari perkebunan di Ramban Kulon, Ramban Wetan, dan Suling Kulon menuju pabrik gula. Aktivitas padat lori dengan suara derit roda besi dan kepulan asap lokomotif pernah memenuhi kawasan ini, menjadikan jembatan ini urat nadi perekonomian masa kolonial.
Seiring menurunnya industri gula, fungsi utama jembatan ini memudar. Kini, Jembatan Manting berdiri sebagai pengingat kejayaan masa lalu yang menyimpan memori industri gula di wilayah tersebut.
Arsitektur Kokoh Jembatan Peninggalan Belanda
Konstruksi Jembatan Manting menunjukkan kualitas teknik yang luar biasa. Dibangun dari material baja pilihan dengan fondasi batu kali dan beton, jembatan ini tetap bertahan meski berusia lebih dari satu abad. Desainnya yang fungsional mengutamakan kekuatan dan efisiensi, mencerminkan gaya arsitektur Eropa masa itu.
Artikel Terkait
Polda Kalsel Gagalkan Peredaran Sabu 44,5 Kg dan 24.000 Ekstasi Jaringan Fredy Pratama
Transaksi Judi Online Anjlok 57% ke Rp 155 Triliun di 2025, PPATK Beberkan Penyebabnya
PIT IBI 2025: Peran Strategis Bidan sebagai Ujung Tombak Kesehatan Ibu dan Anak
KSPSI Desak Pemerintah Segera Atur UMP 2026, Khawatir Kekosongan Hukum