Boikot Dubai dan UAE: Sikap Solidaritas atas Pembantaian Sudan
Gerakan boikot Dubai dan Uni Emirat Arab (UAE) semakin menguat sebagai bentuk protes terhadap keterlibatan mereka dalam konflik dan pembantaian di Sudan. Banyak yang mempertanyakan, apakah boikot terhadap UAE berdampak? Namun, esensi dari aksi boikot ini bukan semata-mata tentang seberapa besar pengaruhnya, melainkan tentang menunjukkan sikap solidaritas sebagai bentuk iman yang paling minimal.
Seperti halnya boikot global terhadap entitas yang terafiliasi dengan Israel, aksi serupa terhadap UAE adalah wujud penolakan atas tindakan yang didukung oleh investigasi independen PBB. Laporan PBB mengungkap keterlibatan UAE dalam konflik Sudan yang telah menewaskan ribuan warga sipil.
Boikot terhadap UAE tidak hanya terbatas pada produk konsumsi. Sebagai destinasi wisata populer, boikot travel ke Dubai dan penggunaan maskapai seperti Etihad Airways dapat menjadi langkah nyata, terutama bagi masyarakat Indonesia yang kerap menggunakan jasa tersebut.
Dengan memahami alasan di balik gerakan ini, diharapkan kesadaran kolektif akan meningkat. Boikot adalah senjata ekonomi yang dapat digunakan untuk menekan dan menyuarakan keadilan bagi rakyat Sudan.
(Kang Irvan Noviandana)
Artikel Terkait
Danantara Garap Hotel dan Lahan Strategis di Dekat Masjidil Haram
Sidang Perdana Nadiem Cs: Kasus Chromebook Rp2,1 Triliun Dibuka
Ijazah Asli Jokowi Akhirnya Dipertontonkan di Ruang Penyidik
Yaman: Medan Duel Saudi-Iran yang Tak Kunjung Padam