Selain isu LGBT, Polri juga menyoroti masalah penyebaran paham radikal. Dua polisi wanita (Polwan) di Maluku Utara tercatat terpapar radikalisme hanya melalui media sosial.
"Ada dua Polwan kita di Maluku Utara yang dulu terpapar. Hanya lewat medsos mereka bisa dicuci otak, lalu memilih keluar untuk bergabung dengan kelompok radikal," jelas Anwar.
Kelompok Polisi Cinta Sunnah dan Ancaman Wahabi
Irjen Anwar juga mengungkap keberadaan kelompok 'Polisi Cinta Sunnah (PCS)' yang menunjukkan indikasi mengarah ke paham Wahabi. Kelompok ini dinilai berpotensi menjadi pintu masuk ideologi ekstrem.
"Kalau ditelusuri, ujungnya adalah Wahabi. Dan Wahabi itu bisa mengarah ke terorisme. Di kepolisian, ada indikasi itu," tegasnya.
Strategi Polri Tangani Radikalisme dan LGBT
Sebagai langkah antisipasi, Polri rutin mengadakan pembinaan mental dan spiritual setiap Kamis melalui Zoom Meeting lintas agama. Upaya ini bertujuan memperkuat karakter anggota dan melawan propaganda digital.
"Kalau mereka bisa mencuci otak lewat medsos, kita juga harus melawan lewat media yang sama. Kita gunakan medsos untuk memperkuat karakter dan iman anggota," pungkas Anwar.
Artikel Terkait
Pantai Bondi Berdarah: Jejak ISIS dalam Penembakan Massal Hanukkah
Bupati Situbondo Turun Tangan, Kakek 71 Tahun Menangis Usai Dituntut 2 Tahun karena Burung Cendet
Ijazah Jokowi Akhirnya Terbuka di Polda, Benteng Pertahanan Mulai Runtuh
Drone dan Parang: WNA China Serang Personel TNI di Area Tambang Ketapang