Dugaan Korupsi Proyek Kereta Cepat Whoosh: Fakta, Analisis, dan Tuntutan Usut Jokowi
Oleh Buni Yani
Proyek KCJB Whoosh Disorot Dugaan Korupsi dan Mark-Up
Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh kini menjadi sorotan publik dan lembaga penegak hukum. Isu panas yang ramai diperbincangkan adalah dugaan korupsi dan pembengkakan anggaran atau mark-up. Kecurigaan ini muncul dari besarnya kerugian yang dialami oleh konsorsium BUMN pengelola KCJB.
Perbandingan Biaya Whoosh yang Mencurigakan
Dugaan korupsi dalam proyek Whoosh didukung oleh perbedaan biaya yang mencolok. Biaya per kilometer Whoosh di Indonesia mencapai $52 juta, angka yang melonjak tiga kali lipat dibandingkan biaya serupa di Cina yang hanya $17–18 juta per kilometer. Perbedaan signifikan ini memicu kecurigaan kuat adanya penyelewengan dana.
Respon KPK dan Kondisi Keuangan Whoosh
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) langsung bereaksi setelah isu ini menjadi perbincangan nasional. KPK mengimbau masyarakat untuk membuat laporan resmi, meski seharusnya aparat penegak hukum dapat langsung melakukan penyelidikan. KPK menyatakan sedang mengumpulkan informasi awal terkait dugaan mark-up, sementara kondisi keuangan Whoosh yang merugi menambah kekhawatiran.
Pernyataan Luhut dan Ketidakwajaran Proyek
Menteri Luhut Panjaitan, yang sangat berperan dalam proyek KCJB, menyatakan bahwa ia dan tim menerima proyek dalam keadaan "busuk". Pernyataan ini memunculkan pertanyaan kritis: mengapa proyek yang diakui sudah bermasalah justru diteruskan? Bagi banyak analis, biaya proyek KCJB terlalu tinggi dan tidak wajar.
Analisis Perbandingan Biaya Internasional
Perbandingan dengan proyek internasional semakin menguatkan dugaan ketidakwajaran. Kereta cepat Shanghai-Hangzhou di Cina sepanjang 154 kilometer hanya menelan biaya $22,93 juta per kilometer. Sementara itu, biaya KCJB mencapai $41,96 juta per kilometer, menunjukkan kemahalan sekitar $19 juta per kilometer atau total $2,7 miliar. Bahkan, proyek kereta cepat Jeddah-Ryadh di Arab Saudi yang jauh lebih panjang justru lebih murah.
Artikel Terkait
2.145 Paralegal Siap Dikirim ke Desa: Misi Kemenkum Kalbar Buka Akses Keadilan Hingga Pelosok!
Atap Anwa Racquet Club Ambruk Diterjang Angin, Begini Kondisi Terkini!
Misteri Gurita Bisnis Bahlil Lahadalia: Mengapa Jejak Korporasinya Bagai Hantu yang Sulit Dilacak?
TPU Jakarta Hampir Penuh! Ini 3 Solusi Tak Terduga yang Disiapkan Pemprov