Pekerja Informal Enggan Ikut BPJS Ketenagakerjaan: Penyebab dan Solusinya
Oleh: Rima Patricia Marintan
Penggiat Jaminan Sosial Ketenagakerjaan untuk Pekerja Informal
Setiap pagi, ribuan pekerja informal di Indonesia memulai aktivitasnya. Mulai dari pedagang pasar, driver ojek online, tukang bangunan, hingga petani di sawah. Mereka menjadi tulang punggung ekonomi nasional yang menjaga ketahanan ekonomi keluarga, namun seringkali tanpa perlindungan sosial memadai.
Fakta Mengejutkan: Cakupan BPJS Ketenagakerjaan untuk Pekerja Informal
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Februari 2025 menunjukkan bahwa 59,40% tenaga kerja Indonesia atau sekitar 86,5 juta orang bekerja di sektor informal. Namun, yang sudah menjadi peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan hanya sekitar 9,9 juta orang atau 16% dari potensi yang ada. Artinya, lebih dari 70 juta pekerja informal masih hidup tanpa perlindungan ketika mengalami kecelakaan kerja, sakit, atau kehilangan penghasilan.
5 Alasan Utama Pekerja Informal Tidak Ikut BPJS Ketenagakerjaan
1. Belum Merasa Memerlukan Perlindungan
Banyak pekerja informal belum memahami bahwa program BPJS Ketenagakerjaan adalah hak mereka. Istilah "jaminan sosial" terasa terlalu teknis dan jauh dari kehidupan sehari-hari. Sosialisasi yang selama ini dilakukan seringkali tidak menjangkau tempat mereka bekerja seperti pasar, jalan raya, atau sawah.
2. Penghasilan Tidak Tetap Menjadi Kendala
Fluktuasi pendapatan harian membuat pembayaran iuran rutin terasa berat. Bagi pekerja informal, uang yang ada lebih diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari daripada membayar iuran yang manfaatnya belum langsung terlihat.
3. Minimnya Literasi dan Akses Digital
Meski BPJS Ketenagakerjaan sudah menyediakan pendaftaran online, tidak semua pekerja informal memiliki smartphone atau kemampuan digital yang memadai. Kendala sinyal internet di daerah tertentu juga menjadi hambatan tambahan. Keberadaan agen PERISAI sebagai perpanjangan tangan BPJS Ketenagakerjaan pun belum optimal menjangkau pekerja informal.
4. Masalah Kepercayaan terhadap Sistem
Banyak pekerja informal yang ragu akan kemudahan proses klaim dan manfaat program. Cerita tentang proses klaim yang sulit atau hasil yang tidak memuaskan membuat mereka enggan bergabung, meskipun sebenarnya banyak testimoni positif dari peserta yang terbantu.
Artikel Terkait
Tosari Fashion Week 2025: Kain Tradisional Ramaikan Halte Transjakarta, Seperti Apa Jadinya?
Warga Manado Dikejar Badik Tengah Malam, Begini Kronologi Mencekamnya
Emotional Eating di Kampus: 5 Cara Ampuh Hentikan Kebiasaan Makan Saat Stres!
Vonis 10 Bulan untuk Prajurit TNI Pelaku Penganiayaan Pelajar SMP: Keadilan yang Dikorupsi atau Rekayasa Hukum?