Nurhadi, mantan pejabat tinggi di lingkungan MA, telah lama menjadi sorotan dalam kasus korupsi. Ia terbukti menerima suap dan gratifikasi dengan total nilai mencapai Rp49 miliar dari berbagai pihak, termasuk pengusaha Hiendra Soenjoto dari PT Multicon Indrajaya Terminal (MIT).
Dana haram tersebut digunakan untuk memengaruhi proses peradilan. Nurhadi, bersama menantunya Rezky Herbiono, akhirnya dihukum 6 tahun penjara dan denda Rp500 juta. Namun, setelah bebas, KPK menemukan kembali aliran dana tidak sah yang diinvestasikan dalam bentuk aset kebun sawit, yang berujung pada penyitaan terbaru ini.
Strategi KPK dalam Pemberantasan Korupsi dan Pencucian Uang
KPK menegaskan bahwa langkah penyitaan hasil panen ini merupakan bagian integral dari strategi pemulihan aset negara (asset recovery). Tujuannya tidak hanya untuk kepentingan pembuktian di pengadilan, tetapi juga untuk mengembalikan kerugian keuangan negara yang ditimbulkan oleh praktik korupsi.
“Ini langkah terobosan. Tak hanya mengejar pelaku, tapi juga mengeringkan sumber uang kotornya,” tegas Juru Bicara KPK.
Dengan tindakan tegas ini, KPK menyampaikan pesan yang jelas: tidak ada tempat yang aman untuk menyembunyikan aset hasil korupsi, sekalipun tersembunyi di balik kebun sawit yang lebat.
Artikel Terkait
Misteri di Balik Reruntuhan Es: Satu Korban Jiwa Ditemukan Setelah Pesawat Hilang Kontak di Greenland
12 Maestro & Pelestari Budaya Kalbar Diapresiasi Gubernur: Warisan Budaya Takbenda Capai 89!
Amanda Eka Lupita, Lulusan S2 Termuda UGM di Usia 22 Tahun: Ini Rahasia dan Perjuangannya
Banjir Bandang Sukabumi Luluhlantakkan 4 Desa, Jembatan Putus dan Ratusan Rumah Terendam!