Meski berada dalam sel isolasi, program pembinaan bagi Ammar Zoni tidak akan berhenti. Kegiatan keagamaan dan pengembangan kepribadian akan tetap dilaksanakan dengan cara yang disesuaikan.
"Kegiatan keagamaan dilakukan di ruang mereka masing-masing. Setiap hari mereka diberikan waktu sekitar satu jam untuk keluar sel, misalnya untuk berolahraga ringan atau berangin-angin," kata Rika.
Selama di dalam sel, Ammar Zoni dan narapidana lainnya akan mendapat pendampingan dari konsultan pembinaan yang memantau kondisi serta perilaku mereka secara berkala. Tujuannya adalah untuk mendorong perubahan perilaku ke arah yang lebih positif.
Nasib Ammar Zoni Ditentukan Hasil Asesmen 6 Bulan
Nasib Ammar Zoni selanjutnya akan ditentukan melalui proses asesmen yang dilakukan setiap enam bulan sekali. Hasil asesmen ini menjadi penentu apakah level pengamanannya bisa diturunkan atau tidak.
"Kalau hasil asesmen menunjukkan perubahan perilaku yang baik, maka bisa dilakukan penurunan level pengamanan. Namun, bila belum menunjukkan perubahan, mereka tetap ditempatkan di sel super maksimum,” tegas Rika.
Ia menegaskan bahwa penempatan di sel isolasi ini bukan semata untuk hukuman, melainkan bagian dari strategi pembinaan terukur bagi narapidana berisiko tinggi. "Prinsipnya, keamanan dan pembinaan berjalan seimbang. Kami berharap melalui sistem ini, mereka bisa berubah menjadi lebih baik," pungkasnya.
Artikel Terkait
Logistik Diterjunkan dari Langit untuk Korban Bencana Tapanuli Utara
KPK Panggil Ridwan Kamil, Telusuri Mobil Mercy dan Aliran Dana Iklan BJB
Gugatan Dokumen Ijazah Gibran Mentok di Klaim Rahasia Negara
Di Balik Klaim Swasembada, Indonesia Masih Impor Ratusan Ribu Ton Beras