Mereka dikeluarkan dari Polresta Sorong Kota lalu digiring menuju Bandara Dominique Edward Osok (DEO) dengan pengawalan ratusan brimob bersenjata lengkap serta empat kendaraan taktis.
Kapolresta Sorong Kota Kombes Pol Amry Siahaan bersama Kabag Ops Kompol Indra Gunawan bahkan turun langsung menenangkan massa dengan imbauan persuasif.
Situasi kian panas ketika aparat berusaha membuka blokade di depan Pertokoan Yohan, Klademak III. Massa menyerang menggunakan batu, kayu, hingga kembang api. Akibatnya, seorang anggota polisi mengalami luka.
Polisi membalas dengan menembakkan gas air mata serta tembakan peringatan untuk mengurai kerumunan. Meski begitu, massa tetap memberikan perlawanan sengit dan suasana kota semakin tidak kondusif.
Sehari sebelumnya, Selasa (26/8/2025), rapat tertutup Forkopimda digelar di Kantor Gubernur Papua Barat Daya. Pertemuan tersebut diduga membahas strategi pemindahan tahanan makar yang sejak awal ditentang kelompok Solidaritas Rakyat Papua Pro Demokrasi (SRPPD).
Kelompok ini menolak persidangan dipindahkan ke luar Sorong dan menuntut proses tetap dilakukan di kota tersebut. Aksi penolakan sudah berlangsung sejak awal pekan dengan unjuk rasa di depan Kantor Kejaksaan Negeri Sorong, Pengadilan Negeri Sorong, hingga Kantor Gubernur.
Hingga berita ini diturunkan, aparat masih berjaga ketat di sejumlah titik vital, termasuk Bandara DEO dan pusat kota. Aktivitas warga belum sepenuhnya normal, sementara potensi aksi lanjutan masih terbuka
Sumber: inews
Artikel Terkait
Tanpa Pasir Silika, Lapangan Padel Ini Ternyata Berbahaya?
Kepsek Dicopot! Pelajar Ini Dilarang Ujian Gegara Tunggakan SPP yang Bikin Warganet Geram
Link Live Streaming Denmark vs Yunani, Siapa yang Lolos ke Piala Dunia 2026?
Erick Thohir Sudah Minta Maaf, Tapi Kenapa Banyak yang Masih Marah?