MURIANETWORK.COM - Seorang jurnalis pewarta foto kantor berita negara, Antara Bayu Pratama terkena sejumlah pukulan dari petugas Kepolisian yang sedang mengamankan unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR/DPD RI. Saat itu ia sudah mengenakan ID Pers.
"Padahal saya sudah membawa dua kamera dan mengenakan ID Card," kata Bayu di Jakarta, Senin.
Bayu mengatakan bahwa kejadian itu begitu cepat. Pada saat dia mengambil gambar pembubaran massa aksi, tiba-tiba petugas memukul menggunakan tongkat.
Ia mengaku sempat menahan pukulan petugas menggunakan tangan, tapi pukulan itu malah mengenai kamera yang sedang digunakan untuk meliput kericuhan pada demo tersebut. "Kamera mati terkena pukulan. Tangan kiri juga lecet," ujarnya.
Bayu menyayangkan sikap petugas yang begitu represif sehingga tidak dapat membedakan mana jurnalis dan mana massa aksi.
Petugas Kepolisian telah menembakkan meriam air (water cannon) untuk menghalau massa aksi unjuk rasa yang mulai anarkis dengan melempari petugas di depan Gedung DPR/MPR/DPD RI pada Senin siang.
Pantauan di lokasi sekitar jam 12.50 WIB petugas Kepolisian terus memukul mundur massa aksi dengan menyisir Jalan Gatot Subroto.
Petugas juga terus mengimbau kepada massa aksi untuk mundur dan meninggalkan lokasi aksi karena situasi sudah tidak kondusif.
Massa yang terdesak terus mundur perlahan dan meninggalkan lokasi unjuk rasa dengan mencoba melemparkan barang yang ada kepada petugas.
Selain menembakkan meriam air, petugas juga menembakkan gas air mata untuk menghalau para pengunjuk rasa.
Sumber: republika
Artikel Terkait
MUI: Tindakan UI Undang Akademikus Pro-Zionis Cederai Perjuangan Palestina
Mens Rea dan Keadilan: Menelisik Niat di Balik Kasus Kuota Tambahan Haji 2024
Harta Kekayaan Sri Mulyani Naik Tiap Tahun, Jumlahnya Bikin Melongo!
Noel Tersangka, GRIB Jaya: Siapa Preman Sebenarnya, yang di Jalanan atau di Balik Meja Kekuasaan?