SERU! Sufmi Dasco Serang PSI, Kancil vs Gajah = Prabowo vs Jokowi?

- Senin, 21 Juli 2025 | 18:45 WIB
SERU! Sufmi Dasco Serang PSI, Kancil vs Gajah = Prabowo vs Jokowi?


Sufmi Dasco Serang PSI, Kancil = Jokowi?


Oleh: Erizal


Sufmi Dasco Ahmad serang Jokowi di Kongres Pertama PSI


Dasco berada di Kongres Pertama pula, yakni Gekrafs (Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional). 


Baru naik podium, dia langsung mengomentari logo Gekrafs, apakah sudah berubah atau tidak. 


Dia pura-pura tak tahu bahwa tak ada perubahan logo.


Dasco langsung mengatakan ada partai politik yang Kongres Pertama pula dan ada perubahan logo, yang langsung disambut audiens dengan mengatakan gajah. 


Dia menyebut kancil untuk perubahan logo Gekrafs, yang sebetulnya tidak pernah ada.


Menurut saya, Sufmi Dasco Ahmad bukan sedang menyerang PSI, melainkan Jokowi. 


Apalah artinya PSI, dua kali Pemilu tak bisa berbuat banyak, meski sudah juga menjual Jokowi secara terang-terangan. 


Itupun saat Jokowi sedang berkuasa penuh pula. Yakni Pemilu 2019 dan 2024.


Artinya, PSI tak akan bisa berbuat banyak pada Pemilu 2029


Tapi karena kehadiran Jokowi secara total membesarkan PSI, PSI menjadi kendaraan politik Jokowi, meski bukan sebagai Ketum, Dasco terlihat agak kesal. Kesal karena Jokowi tak kunjung berhenti berpolitik.


Bisa jadi juga Sufmi Dasco Ahmad yang menyindir logo PSI yang sebetulnya menyerang ke arah Jokowi, karena khawatir atau takut dengan pilihan politik Jokowi itu.


Tapi mana ada pula kata khawatir atau takut dalam kamus politik seorang Sufmi Dasco Ahmad. 


Seorang yang saat ini salah satu yang paling dekat, bahkan disebut operator politik Presiden Prabowo, yang paling canggih.


Wajah Dasco lebih terlihat kesal ketimbang khawatir atau takut dengan totalitas Jokowi di PSI. 


Jokowi tak berhenti dan berpotensi membuat gesekan semakin besar. Dan itu seperti menyulitkan tugas Dasco.


Gaya politik Sufmi Dasco Ahmad adalah gaya politik yang akomodatif, mengayomi semua pihak, kelompok. 


Bahkan kelompok yang sering disebut garis keras sekalipun seperti Habib Rizieq, ia mau mengulurkan tangan untuk bekerja sama. 


Mengusahakan sisi-sisi yang positif ketimbang mengorek sisi-sisi yang negatif.


Mana pula ada gaya berpolitik sindiran atau bersayap yang dimainkan oleh Sufmi Dasco Ahmad. 


Apalagi secara terang-terangan menyerang pihak lain. PSI atau Jokowi pula orangnya. Orang yang mestinya dia sangat dihormati.


Konon Sufmi Dasco Ahmad termasuk operator politik Jokowi juga, terutama pada periode kedua. 


Dasco menggantikan Fadli Zon sebagai Wakil Ketua DPR, yang dianggap begitu keras kepada Jokowi saat itu. 


Prabowo mengubah haluan politik bergabung dengan Jokowi. Peran Dasco sangat penting dalam memainkan haluan politik baru itu.


Bahkan saking tak sadarnya Dasco bahwa Presiden baru telah terpilih, ia bergerak cepat menginisiasi perubahan UU Pilkada Baru, menghimpit putusan MK, yang menutup peluang Kaesang maju Pilgub, yang akhirnya Prabowo membatalkan akal-akalan politik itu.


Kembali lagi pepatah legendaris, tak ada asap kalau tak ada api. 


Bahwa sindiran tajam dan langsung itu, yang sebetulnya lebih berupa serangan terhadap PSI yang sebetulnya ke arah Jokowi oleh Sufmi Dasco Ahmad itu, hanyalah asap.


Apinya ada pada pilihan politik Jokowi yang tak berhenti, mungkin juga membikin gaduh seperti soal dugaan ijazah palsu yang mestinya bisa diselesaikan Jokowi dengan sangat mudah.


Sebetulnya itu hak politik Jokowi pula sebagai warga negara memainkan terus gaya berpolitiknya. 


Dasco bukan tidak paham, tapi mungkin tak tahan meladeninya. Prabowo seperti ingin ditutup & dikunci.


Entahlah sindiran tajam terhadap logo PSI antara gajah dan kancil itu mewakili wajah Sufmi Dasco Ahmad sendiri atau justru mewakili wajah lain. 


Gajah sudah diterangkan oleh Jokowi bahwa itu simbol kecerdasan, kekuatan, dan kebijaksanaan


Sayang, Dasco tak menerangkan simbol kancil yang disebutnya sebagai perubahan logo Gekrafs, yang hanya pura-pura itu.


Tapi kancil sering disebut sebagai simbol kecerdikan, kelincahan, dan juga kebijaksanaan.


Kalau gajah bisa menang melawan banteng, maka bisa lebih menang lagi kancil di antara gajah dan banteng. 


Dasco tentu sudah memikirkan sosok kancil sebagai lawan dari sosok gajah sebagai logo PSI baru itu.


Prabowo hadir di Kongres PSI. Berarti, sindiran Dasco tak mewakili wajah Prabowo. Tapi itulah politik. 


Kalau Prabowo tak hadir, itu justru namanya bukan politik lagi, tapi perang terbuka. 


Di situlah dilema Prabowo. Tak hadir akan dianggap perlawanan terbuka, kalau hadir terlalu menguntungkan PSI dan Jokowi.


Agaknya Prabowo harus bisa cerdik seperti kancil di antara gajah dan banteng seperti yang dikatakan Sufmi Dasco Ahmad itu. Ya kan? Hehehe.  ***


👇👇


[VIDEO]


Komentar