Bukan Buzzer, Dr Tifa Sebut Ini Julukan Paling Hina untuk Para Pendukung Si Mul, Apa Itu?

- Senin, 19 Mei 2025 | 21:40 WIB
Bukan Buzzer, Dr Tifa Sebut Ini Julukan Paling Hina untuk Para Pendukung Si Mul, Apa Itu?


Keberadaan buzzer dalam dinamika media sosial Indonesia tidak dapat dilepaskan dari sejumlah isu yang mengiringinya, mulai dari manipulasi opini hingga polemik etika digital. 

Istilah buzzer yang dalam bahasa Indonesia berarti pendengung itu merujuk pada individu atau kelompok yang bertugas 'mendengungkan' pesan, gagasan, atau merek tertentu agar diterima publik secara alamiah.

Buzzer bekerja dengan strategi sistematis untuk memengaruhi opini publik, baik melalui narasi persuasif, kampanye hashtag, maupun interaksi massal. 

Tujuannya adalah melumrahkan pandangan tertentu, baik untuk kepentingan politik, komersial, maupun isu sosial. 

Namun, praktik ini kerap menuai kontroversi, terutama ketika melibatkan penggunaan akun-akun sockpuppet (akun siluman) atau akun palsu (fake account) yang sengaja dibuat untuk menyamarkan identitas asli.

Pengamat media sosial memiliki pandangan beragam tentang fenomena ini. 

Sebagian ahli, seperti dikutip dalam studi Digital Democracy in Indonesia, menyebut buzzer sebagai bagian tak terpisahkan dari strategi komunikasi modern, di mana akun-akun sockpuppet digunakan untuk menciptakan ilusi dukungan publik yang masif. 

Di sisi lain, peneliti seperti Budiman menegaskan bahwa tidak semua buzzer menggunakan akun bodong. 

Banyak di antaranya justru memanfaatkan akun pribadi berpengikut besar (influencer) untuk menyebarkan pesan secara lebih organik.

Perdebatan utama terletak pada transparansi dan etika. 

Penggunaan akun palsu dinilai merusak ekosistem digital karena memanipulasi persepsi publik, sementara buzzer yang menggunakan akun asli sering kali dikritik karena tidak jelasnya batasan antara konten promosi dan opini pribadi.

Ternakan Si Mul

Satu di antara sosok yang kini menjadi 'sasaran' buzzer adalah Pegiat media sosial serta alumni Universitas Gajah Mada (UGM), Tifauzia Tyassuma atau Dr Tifa.

Sejak dirinya mempertanyakan keaslian Ijazah Presiden Republik Indonesia Ketujuh, Joko Widodo, lini media sosialnya sering kali 'diserang' buzzer.

Hal itu terlihat dari beragam komentar negatif hingga cacian yang mengisi kolom komentar sejumlah postingan twitternya @DokterTifa.

Dalam setiap postingan, banyak akun yang dinilainya sebagai 'buzzer' itu berargumentasi, mulai dari menegaskan dirinya bukan peneliti hingga membela Jokowi.

Jengah dengan kelakuan para buzzer, Dr Tifa pun mennyebutkan ada istilah lebih hina dari seorang buzzer.

Istilah tersebut adalah Termul.

Dijelaskannya dalam postingannya pada Senin (18/5/2025), Termul adalah akronim dari Ternakan Si Mul.

Meski begitu, dirinya tidak menjelaskan lebih lanjut siapa sosok 'Mul' yang dimaksud.

Termul disebutkannya adalah hina dibandingkan dengan buzzer.

Sebab, Termul katanya diternak oleh seorang pembohong, perampok, dan pengecut.

"10 tahun ada julukan Buzzer, artinya Lalat pendengung. Kita tahu lalat itu makhluk penyantap sampah. Suka sekali hinggap di kotoran hewan dan menyantap apa yang ada di depannya. Jadi julukan itu sangat hina. Sangat menjijikkan," tulis Dr Tifa. 

"Sekarang ada lagi yang lebih hina: TERMUL. Ternakan si Mul. Sudahlah hewan ternak. Diternak oleh seorang Pembohong, Perampok, dan Pengecut. Sudah mentok ini, tidak ada yang lebih hina dan lebih rendah dari julukan ini," bebernya.

Pernyataan Dr Tifa pun disambut beragam komentar.

Pro dan kontra pun dituliskan terkait Termul yang kini mulai dikenalkannya.

@Masa9u5: Jokowi hanya Boneka. Tak punya Malu, bertindak hanya berdasarkan program Tuannya. Tuan yg ingin menguasai, merampok SDA bangsa ini. Tugas yg berat bagi para Ilmuwan dan Ulama melawan Pembodohan  dan Penjajahan. Sejarah berulang, kebangkitan itu NYATA.

@Bliriyan180924: Mantap p dokter pencerahan nya sangat mewakili bgt @jokowi itu manusia paling hina dan jahat di muka bumi ini gys

@MalogaWatch: Kemungkinan Jokowi pernah kuliah di UGM tetapi tidak tamat! Yg ngaku2 teman kuliah Jokowi track record serta skripsi dan ijazahnya harus diuji dan diperbandingkan dengan skripsi dan ijazah Jokowi!

@hidhid2024: CIRI CIRI TERMUL
1. PENGANGGURAN , HARGA DIRINYA RELA DIBAYAR 500/1000 PERKOMENTAR DI MEDSOS
2. JARANG/HAMPIR TIDAK ADA YANG BERPENDIDIKAN BAGUS 
3. TIDAK BISA MEMBEDAKAN ANTARA DIBOHONGI DENGAN DIBERI JANJI
4. TIDAK BISA MENERIMA REALITA KALAU MUL ADALAH PEMBOHONG DAN PENIPU

@IpunkAF: ketua lalat sudah banyak yang jadi menteri hingga komisaris, lalat tetaplah lalat

Sumber: tribunnews
Foto: TERMUL - Pegiat media sosial serta alumni Universitas Gajah Mada (UGM), Tifauzia Tyassuma atau Dr Tifa. Dirinya menyebutkan ada sebutan baru yang lebih hina dibandingkan Buzzer, yakni Termul/Istimewa

Komentar