Dedi Mulyadi Janjikan Modal untuk Ayah 11 Anak Jika Mau KB Vasektomi, Respons Bapaknya Jadi Sorotan

- Rabu, 07 Mei 2025 | 07:20 WIB
Dedi Mulyadi Janjikan Modal untuk Ayah 11 Anak Jika Mau KB Vasektomi, Respons Bapaknya Jadi Sorotan


Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, sebelumnya telah mengumumkan rencananya untuk menjadikan program Keluarga Berencana (KB) vasektomi sebagai syarat utama untuk menerima bantuan sosial (bansos) dan beasiswa pendidikan.

Rencana tersebut tentu menjadi kontroversial dan banyak pihak yang menentangnya. Namun, baru-baru ini Dedi Mulyadi berdialog dengan seorang ayah yang memiliki 11 anak di Majalengka, Jawa Barat.

Dalam cuplikan video yang dibagikan ulang oleh akun Instagram @lambegosiip, terekam seorang pria tengah menggendong seorang anak kecil dan berdiri di depan rumahnya bersama Dedi Mulyadi.

Dedi Mulyadi tampaknya menanyakan profesi bapak tersebut. Menurut penelusuran, lelaki itu diduga menganggur dan meminta anak-anaknya untuk berjualan. Oleh karena itu, Dedi Mulyadi diduga memberikan saran pekerjaan lain yang dapat dilakukan oleh bapak tersebut, seperti mengajar.


"Kenapa nggak ngajar aja? Buka dong, kelas anak-anak untuk belajar baca tulis, kursus," tanya Dedi Mulyadi.

Namun, bapak-bapak tersebut menjawab bahwa ia kesulitan dalam membayar biaya sewa tempat ika ingin mengajar.

"Sewa tempatnya, pak," jawabnya.

Mendengar hambatan tersebut, Dedi Mulyadi siap memberikannya modal berupa tempat untuk mengajar. Namun, ia memberikan syarat khusus jika keinginannya dipenuhi, yaitu melakukan KB vasektomi.

"Saya sewain tempat. Serius, tapi bapak mau KB," balas Dedi Mulyadi.

Celetukan Dedi Mulyadi dianggap guyonan oleh bapak tersebut. Ia sontak tertawa. Namun, Dedi Mulyadi menilai jika ia harus membuat rencananya berhasil.

"Ya kan aku harus berhasil membawa misi," sambung Dedi Mulyadi.

Melihat keseriusan Dedi, bapak itu pun meminta waktu untuk mengobrol lebih lanjut dengannya perihal KB.

"Nanti ngobrol, pak," jawabnya.

Dedi Mulyadi pun menyanggupi. Ia menambahkan bahwa dirinya akan menyediakan tempat dan bahkan memberikan gaji kepada bapak tersebut untuk mengajar anak-anak di Majalengka yang tak memiliki kesempatan untuk belajar.

"Iya, nanti ngobrol. Boleh, nomornya udah ada, kok. Saya siapin tempat untuk bapak buat ngajar anak-anak Majalengka, terutama anak-anak yang tidak sempat sekolah. Bapak ajarin baca tulis, aku gaji tiap bulan," jelas Dedi Mulyadi.

Tetapi, bapak 11 anak itu menolak gaji yang ditawarkan Dedi Mulyadi dengan dalih bahwa dirinya ingin menjadi entrepreneur atau wirausahawan.

"Nggak usah digaji, pak. Kan entrepreneur, pak," tolaknya.

Meski mengerti dengan maksud dari lelaki tersebut, Dedi Mulyadi lantas memikirkan kebutuhan rumah tangga kepala keluarga dengan 11 anak itu. Jika tak ada uang, maka bagaimana bisa ia membeli beras untuk keluarganya.

"Iya, tapi daripada di rumah nggak ada beras? Atau aku bayar pakai beras?" tawar Dedi Mulyadi.

Penawaran itu kembali ditolak. Lelaki itu kemudian mengungkapkan keinginannya untuk bisa mencetak buku yang dapat didistribusikan ke seluruh Indonesia.

"No, no. Pengen bikin buku cetak dan dijual di seluruh Indonesia," tolak lelaki itu lagi.

Dedi Mulyadi lalu menyanggupi permintaan tersebut. Ia mengatakan akan membantu mencetak buku yang dimaksud.

"Oke, aku yang cetakin buku," sahut Dedi Mulyadi.

Teringat dengan syarat utama yang diberikan Dedi Mulyadi, bapak tersebut kemudian menyinggung soal KB kembali. Ia tampak keberatan jika harus melakukan vasektomi demi mendapatkan bantuan dari Dedi Mulyadi.

"Asal KB? Nanti ngobrol dulu, pak," balasnya.

Sebelumnya, Dedi Mulyadi menilai jika bantuan sosial yang diberikan oleh negara selama ini cenderung menumpuk pada keluarga yang sama, yang seringkali memiliki banyak anak tanpa perencanaan yang matang.

Dedi Mulyadi juga mengungkapkan kegelisahannya terhadap fenomena keluarga miskin yang terus memiliki anak dalam jumlah besar.

Menurut Dedi Mulyadi, kebijakan vasektomi ini bisa menjadi jalan keluar, mengingat saat ini keluarga tidak mampu banyak yang melahirkan dengan cara operasi sesar, yang tentu saja membutuhkan banyak biaya.

Unggahan itu pun menuai beragam komentar dari pengguna media sosial lainnya. Tak sedikit warganet yang menyoroti respons bapak 11 anak itu ketika diminta untuk KB oleh Dedi Mulyadi.

"Kasihan istri pak, hamil lahiran hamil lahiran mulu. Kasihan perutnya nggak istirahat, kesehatan mental istri dan anak-anakmu yang 11 itu pak. Masa mau nunggu dikasih beras sama orang. Gimana sih pemikirannya, dibantu malah kayak ogah-ogahan," komentar @mina_******

"Nggak usah dibantu, pak! Tapi kok kasihan ya anaknya. Dibantu kok ya dia bereproduksi terus. Nambah beban juga," tambah @norita*****

"Kalau paham agama, ya bapak berusaha kerja keras untuk menghidupi anak istri, bukannya nganggur. Kasihan loh pak istrinya, mengandung, melahirkan, mengurus anak itu bukan hal yang mudah," sahut @fir*******

"Anak sebelas. Disuruh KB masih mikir... yaelah, jangan mewariskan kemiskinan ke anak lu pak," sambung @e_****

"Menurut saya, jangan dibantu pak. Beliau sepenuhnya sadar atas keputusannya berkembang biak. Alihkan bantuan kepada yang benar-benar bisa dan mau diarahkan," tulis @alv***

Sumber: suara
Foto: Gubernur Jawa Barat terpilih Dedi Mulyadi. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/YU

Komentar