Bagi seorang muslim, urusan halal dan haram itu bukan sekadar aturan. Ini adalah pondasi. Kenapa? Karena ini menyangkut langsung tugas kita sebagai hamba dan khalifah di bumi. Jadi, urusannya serius.
Nah, kadang ada yang mikir, aturan ini bikin ribet. Padahal nggak juga. Justru ini wujud kasih sayang Allah, lho. Dia mau jaga kita. Dan percaya atau tidak, yang dihalalkan itu jauh lebih banyak jumlahnya daripada yang dilarang.
Prinsip dalam Islam sebenarnya cukup jelas. Sesuatu diharamkan karena ada unsur keburukan dan bahayanya. Kalau sesuatu itu murni merusak, ya haram. Kalau murni bermanfaat, halal. Lalu, bagaimana kalau campur? Di sinilah timbangan muncul. Jika bahayanya lebih dominan, jatuhnya haram. Sebaliknya, jika manfaatnya yang lebih besar, maka itu halal.
Allah SWT sudah tegaskan dalam Surah al-Mu'minun ayat 51:
"Wahai para rasul, makanlah dari (makanan) yang baik-baik dan beramal salehlah. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
Menurut Syekh Wahbah al-Zuhaili dalam kitab tafsirnya, ayat ini punya makna yang dalam. Makanan halal itu bukan cuma urusan perut. Ia jadi penolong, pendorong lahirnya amal saleh. Jadi, kualitas ibadah kita ternyata berkait erat dengan apa yang kita konsumsi.
Rasulullah Saw. juga pernah mengingatkan lewat sabdanya, yang diriwayatkan oleh an-Nu'man bin Basyir. Intinya, garis halal dan haram itu jelas. Tapi di antaranya, ada area abu-abu perkara syubhat yang banyak orang nggak terlalu paham.
"Siapa yang menjaga diri dari perkara-perkara samar tersebut, sungguh ia telah membersihkan agama dan kehormatannya. Dan siapa yang terjatuh dalam perkara-perkara samar, ia akan terjatuh ke dalam yang haram..."
Beliau membuat perumpamaan yang pas: seperti penggembala yang menggembala di tepi wilayah larangan. Lama-lama, bisa kecolongan masuk ke dalamnya.
Artikel Terkait
Malam Tahun Baru di Sudirman-Thamrin: Delapan Jam Jantung Ibu Kota Bebas Kendaraan
Air Mata Driver Maxim: Saatnya Sistem Tak Lagi Rugikan Pekerja
Tiga Skenario Pendidikan Darurat Siap Diterapkan di Daerah Bencana Februari 2026
Dasco Tegaskan Dana Bencana Aceh Harus Digunakan dengan Skala Nasional