Ekonomi Syariah 2026: Suara Global dan Strategi Keluarga di Tengah Tantangan Baru

- Minggu, 28 Desember 2025 | 22:50 WIB
Ekonomi Syariah 2026: Suara Global dan Strategi Keluarga di Tengah Tantangan Baru

Memang masih dalam tahap pengembangan, tapi Inggris dianggap telah berhasil membangun fondasi yang kuat dan terstruktur. Ini sinyal jelas bahwa keuangan syariah dan industri halal adalah sektor yang kian diakui secara global.

Lain lagi cerita dari Timur Tengah. Harri Gemilang, dari Arab Saudi, menguraikan arah kebijakan ekonomi syariah di sana yang sejalan dengan Saudi Vision 2030. Saudi kini fokus pada ekonomi berkelanjutan, tata kelola keuangan modern, dan ekosistem regulasi yang progresif.

Penerapan prinsip syariah dalam pembangunan nasional mereka menjadi contoh nyata. Sinergi antara kebijakan negara dan komitmen yang kuat ternyata bisa membuahkan prospek ekonomi yang cerah. Harri menilai, beberapa aspek kebijakan Saudi ini layak jadi bahan rujukan strategis bagi Indonesia.

Dari Singapura, Bibi Jan memberikan catatan yang lebih realistis. Perkembangan ekonomi syariah di negaranya, akunya, memang belum setara dengan Indonesia atau Saudi. Tapi, ada kemajuan yang jelas, salah satunya terlihat dari dukungan pemerintah yang mulai mengelola perbankan syariah.

Ia menekankan sekali soal pengelolaan keuangan pribadi dan keluarga. Harus berbasis nilai syariah, bukan cuma teori belaka. Di tengah era digital seperti sekarang, Bibi Jan juga mengingatkan kita semua untuk waspada. Risiko kejahatan finansial seperti scam dan fraud makin meningkat. Karena itu, meningkatkan kesadaran, proteksi data, dan literasi digital jadi sebuah keharusan.

Sebagai penutup, Luqyan Tamanni, Pendiri Sakinah Finance sekaligus Head of BSI Institute Bank Syariah Indonesia, merangkum seluruh diskusi. Ia melihat tahun 2026 terlihat prospektif. Indikasinya bisa dilihat dari meningkatnya konsumsi Muslim, minat investasi emas, hingga tren perencanaan finansial yang lebih matang.

Tapi ada juga catatan kehati-hatian. Ia melihat pergeseran perilaku konsumsi, di mana masyarakat kelas menengah mulai memilih produk yang lebih terjangkau. Ini bentuk rasionalisasi finansial. Di satu sisi, ini pertanda masyarakat mulai adaptif. Namun di sisi lain, mereka tetap butuh bimbingan untuk perencanaan jangka panjang, misalnya untuk persiapan dana pensiun.

Dari forum ini, akhirnya muncul beberapa rekomendasi kebijakan. Pertama, perluasan literasi keuangan syariah berbasis keluarga, lewat kurikulum formal dan non-formal. Kedua, penguatan regulasi keuangan digital untuk mencegah kejahatan finansial syariah. Ketiga, pengembangan produk keuangan syariah yang mudah diakses dan berorientasi pada kebutuhan rumah tangga serta UMKM.

Rekomendasi keempat adalah melakukan perbandingan kebijakan dengan negara-negara seperti Arab Saudi dan Inggris untuk meningkatkan kualitas regulasi di dalam negeri. Terakhir, memberikan insentif fiskal dan dukungan ekosistem halal, khususnya untuk komunitas dan sektor pemberdayaan berbasis syariah.

Secara singkat, Sakinah Finance Outlook adalah forum diskusi lintas negara yang diadakan setiap semester. Fokusnya adalah membahas tren global, struktur kebijakan, dan arah pembangunan ekosistem keuangan syariah, khususnya yang berbasis keluarga dan masyarakat.


Halaman:

Komentar