Dino Patti Djalal Buka Suara: Kritik Pedas untuk Menlu Sugiono Lewat Instagram

- Senin, 22 Desember 2025 | 12:25 WIB
Dino Patti Djalal Buka Suara: Kritik Pedas untuk Menlu Sugiono Lewat Instagram

Lalu bagaimana dengan Menlu Sugiono? Dalam setahun terakhir, Dino mencatat, belum ada pidato kebijakan substansial baik di dalam maupun luar negeri. Belum ada wawancara khusus dengan media untuk bahas isu-isu strategis. Pola komunikasinya lebih banyak lewat Instagram, isinya foto dan video tanpa penjelasan mendalam. Risikonya, citra ‘silent minister’ bakal melekat.

Dino memberi contoh nyata. Saat ada Conference on Indonesia Foreign Policy, konferensi besar yang dihadiri ribuan pemuda dari berbagai daerah, seluruh upaya komunikasi untuk melibatkan Menlu mulai dari surat sampai telepon tidak pernah dibalas. Padahal, itu momentum emas untuk menyambung dengan generasi muda.

Poin ketiga adalah soal hubungan dengan pemangku kepentingan. Menlu Sugiono dinilai jauh, tidak komunikatif, dan sulit diakses. Padahal, prinsip lama di dunia diplomasi adalah ‘never burn your bridges’. Kepercayaan dan dukungan dari berbagai pihak itu tidak jatuh dari langit. Itu harus dibangun, dirawat dengan sengaja.

Terakhir, Dino menyoroti keterbukaan untuk kerja sama dengan akar rumput. Menurutnya, membantu Presiden Prabowo tidak harus berarti memunggungi rakyat. Keduanya bisa saling menguatkan. Inisiatif dalam diplomasi bisa datang dari atas, tapi juga dari bawah. Gotong royong antara pemerintah dan organisasi masyarakat itu kunci.

Sayangnya, yang terjadi justru kontradiktif. Di forum internasional, seruan untuk kolaborasi digaungkan. Tapi di dalam negeri, kerja sama dengan elemen masyarakat justru terasa berat.

Di akhir pernyataannya, Dino menegaskan bahwa semua kritik ini adalah peringatan, bukan untuk menjatuhkan. Jika ditanggapi serius, Sugiono punya peluang besar dicatat sebagai Menlu yang cemerlang. Sebaliknya, jika diabaikan, akibatnya bisa serius: Kementerian Luar Negeri bisa meredup, dan diplomasi Indonesia berisiko mengalami kemunduran yang dalam.


Halaman:

Komentar