Tanggal 22 Desember ternyata menyimpan banyak cerita. Bukan cuma satu atau dua peristiwa, tapi beberapa momen penting yang tercatat dalam sejarah, baik di Indonesia maupun di belahan dunia lain. Beberapa di antaranya adalah perayaan, yang lain adalah duka. Mari kita telusuri jejaknya.
Bagi masyarakat Indonesia, tanggal ini identik dengan Hari Ibu. Tapi, maknanya jauh lebih dalam dari sekadar ucapan terima kasih. Awalnya, ini bermula dari sebuah kongres bersejarah. Bayangkan, di tengah gelora perjuangan nasional, puluhan organisasi perempuan berkumpul di Yogyakarta. Itu terjadi pada 22 hingga 25 Desember 1928. Dari situlah semangat itu bermula, yang akhirnya ditetapkan Soekarno sebagai hari nasional lewat Keppres di tahun 1959.
Kongres Perempuan Indonesia I itu sendiri layak dapat perhatian lebih. Acara yang dihadiri 30 organisasi dari 12 kota ini bukan sekadar pertemuan biasa. Mereka berkumpul dengan satu tujuan: memperjuangkan hak-hak perempuan, terutama soal pendidikan dan perkawinan. Yang menarik, banyak tokoh dan organisasi pergerakan nasional kala itu hadir memberikan dukungan, mulai dari Boedi Utomo, PNI, sampai Muhammadiyah. Jadi, perjuangan mereka memang sejalan dengan napas kemerdekaan bangsa.
Di sisi lain, dunia juga punya catatannya sendiri pada tanggal yang sama. Coba kita lihat ke Berlin, Jerman. Pada 22 Desember 1989, sebuah gerbang bersejarah akhirnya dibuka kembali. Gerbang Brandenburg, simbol kota itu, sebelumnya tertutup hampir tiga dekade karena pembagian Jerman. Setelah Tembok Berlin runtuh, pembukaan gerbang itu seperti sebuah deklarasi kebebasan dan penyatuan kembali yang sangat mengharukan.
Artikel Terkait
Penggerak Masjid Jogokariyan, Ustaz Muhammad Jazir ASP, Tutup Usia
Guru Besar UGM Sebut Rezim Zolim dan Abai Sains
Gempa dan Banjir Bandang Tiga Provinsi: Mengapa Bukan Bencana Nasional?
Malam Mencekam di Exit Tol Krapyak, 15 Nyawa Melayang dalam Bus Terguling