Suasana di Kompleks BBS 3, Cilegon, mendadak mencekam Selasa lalu. Muhammad Axle Harman Miller, baru sembilan tahun usianya, ditemukan tewas mengenaskan di dalam rumah keluarganya sendiri. Bocah itu terbujang tak bernyawa di rumah berpilar itu, di kawasan Ciwaduk.
Kabar duka ini pertama kali datang dari telepon panik. Sekitar pukul dua lebih siang, ayah Axle, Maman Suherman, mendapat panggilan mendesak dari anak keduanya yang berusia 11 tahun. Suara di seberang telepon terdengar ketakutan, meminta tolong. Tanpa pikir panjang, Maman yang sedang bekerja di Ciwandan langsung melaju pulang. Jarak sepuluh kilometer itu ditempuhnya dengan hati berdebar.
Pemandangan mengerikan menyambutnya. Begitu pintu terbuka, ia melihat anak bungsunya tengkurap tak bergerak. Tubuh mungil Axle sudah berlumuran darah. "Korban kemudian segera dibawa ke Rumah Sakit Bethsaida Kota Cilegon menggunakan kendaraan pribadi bersama saksi," jelas Kapolsek Cilegon Kota, Kompol Firman Hamid.
Namun, usaha itu sudah terlambat. Tim medis hanya bisa memastikan Axle telah meninggal dunia. Luka-luka di tubuhnya parah, diduga akibat tusukan benda tajam.
Belakangan, keterangan dari polisi semakin memperjelas kekejaman ini. Kasi Humas Polres Cilegon, AKP Sigit Dermawan, menyebut ada 22 luka di tubuh korban. "22 luka. Di leher ada, di sekujur tubuh ada," katanya pada Jumat (19/12). Rinciannya, 19 adalah luka tusuk senjata tajam, dan tiga lainnya luka memar. Hingga kini, senjata yang digunakan pelaku masih hilang, belum ditemukan.
Yang jadi pertanyaan, bagaimana ini bisa terjadi? Rumah itu sepi saat kejadian. Menurut Kapolsek Firman, yang menyampaikan penjelasan Kapolres, tidak ada orang dewasa yang menjaga. Petugas keamanan dan asisten rumah tangga sedang izin. Orang tuanya pun sedang keluar. CCTV rumah sendiri diduga rusak, sehingga polisi mengandalkan rekaman dari kamera di sekitar lokasi.
Artikel Terkait
Bandar Sayuran Garut Ditangkap Usai Babat Ribuan Pohon Teh
Kepala Desa Beraksi Lagi, Kali Ini Tuntut Kendali Penuh atas Dana Desa
Tujuh Hari yang Menentukan Nasib Upah Buruh
KSAD Minta Media Tak Ekspos Kekurangan Penanganan Bencana, Organisasi Pers Soroti Pembatasan Informasi