Kerumunan tak biasa memenuhi ruang tunggu Bandara Internasional King Khalid di Riyadh, Jumat (19/12) lalu. Suasana itu muncul akibat penundaan dan pembatalan yang mendadak, baik untuk penerbangan domestik maupun internasional. Penumpang yang kebingungan berdesakan, menunggu berjam-jam tanpa kejelasan.
Menurut Saudi Gazette, gangguan operasional itu memang meluas. Di media sosial, banyak netizen mengunggah foto dan video yang menunjukkan kepadatan di terminal. Keluhan utama mereka sama: minimnya informasi. Banyak yang benar-benar tak tahu apa yang terjadi dan bagaimana nasib penerbangan mereka selanjutnya.
Lantas, apa penyebabnya? Dugaan awal mengarah pada cuaca ekstrem yang melanda kawasan dalam dua hari terakhir. Cuaca buruk ini diduga kuat menjadi pemicu awal kekacauan jadwal.
Namun begitu, rupanya bukan hanya faktor alam. Media Travel and Tour World (TWW) melaporkan, ada kombinasi masalah. "Kombinasi antara cuaca buruk dan pemeliharaan teknis telah memicu efek berantai (ripple effect)," tulis mereka. Gangguan serupa ternyata juga terjadi di beberapa negara Teluk lainnya.
Pernyataan Bandara
Pihak bandara akhirnya angkat bicara. Dalam pernyataan resminya, Bandara King Khalid mengakui adanya gangguan yang disebabkan oleh tumpang tindihnya beberapa faktor operasional.
Mereka menjelaskan, selain cuaca, ada pengalihan sejumlah penerbangan dari bandara lain ke Riyadh. Ditambah lagi, ada pekerjaan pemeliharaan terjadwal yang sedang berlangsung di sistem pengisian bahan bakar bandara. Kombinasi ini, ujar mereka, berujung pada perubahan jadwal, penundaan, dan pembatalan yang berdampak pada beberapa maskapai.
Untuk meredakan kepadatan, bandara mengimbau penumpang agar menghubungi maskapai terlebih dahulu sebelum berangkat ke bandara. Cek status penerbangan, pastikan waktunya. Langkah sederhana ini diharap bisa mengurai kerumunan di dalam terminal.
Artikel Terkait
Roy Marten Dikejutkan Tamu Tak Diundang: Ular Sanca 1,5 Meter di Pekarangannya
Kisah Audi: Melawan Stigma dan Biaya demi Kesehatan Mental
PBHI Soroti Celah Hukum Penempatan Polisi Aktif di 17 Lembaga
NHM Buktikan, Air Bersih Tak Cuma Soal Infrastruktur