Luka-luka itu tersebar di sekujur tubuhnya. Pendarahan hebat yang terjadi, terutama di area leher, diduga menjadi penyebab kematiannya.
Sosok Ayah di Mata Tetangga
Mendengar kabar ini, tetangga pun sulit mempercayainya. Istianto (65), Ketua RT setempat, menggambarkan ayah korban, Maman, sebagai sosok yang baik hati dan supel.
"Pak Maman itu orangnya baik. Dermawan juga. Setiap ada kegiatan warga dan kami minta bantuan dana, beliau selalu tanggap. Tidak pernah ada masalah dengan siapa pun," kenang Istianto saat ditemui di rumahnya pada Jumat (19/12) sore.
Meski begitu, Istianto menyebut kedua orang tua Axel memang kerap tak berada di rumah. Kesibukan mereka cukup padat. Ayahnya menjalankan perusahaan di bidang alat industri, sementara ibunya adalah seorang pegawai kantoran.
Rasa Resah yang Tak Kunjung Reda
Di sisi lain, ketegangan di lingkungan perumahan itu masih terasa jelas. Menurut Istianto, masyarakat masih dilanda rasa was-was karena kasusnya belum juga terungkap.
Isu tentang motif perampokan yang beredar kian menambah ketakutan. Warga pun mengambil langkah ekstra hati-hati.
"Kita sekarang ini, bahkan di siang hari saja, sudah mengunci pagar rumah. Semua waspada. Takut kalau kejadian serupa menimpa keluarga kami," ujar Istianto, menggambarkan kekhawatiran yang melanda.
Artikel Terkait
Cuaca Ekstrem dan Masalah Teknis Picu Kekacauan Penerbangan di Bandara Riyadh
Bupati Bekasi Ditahan KPK, Minta Maaf ke Warga Usai Terjerat Kasus Ijon
Cek Rp28 Miliar untuk Pahlawan Biasa di Ranjang Rumah Sakit Sydney
Korban Tewas Banjir Bandang Sumatera Tembus 1.071 Jiwa