Megawati Murka: Buzzer hingga Bantuan Mi Instan Dikecam di Tengah Kisah Lapangan

- Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:06 WIB
Megawati Murka: Buzzer hingga Bantuan Mi Instan Dikecam di Tengah Kisah Lapangan

Ia bahkan bercerita tentang satu pengalaman yang tak terlupakan. Saat mengunjungi lokasi bencana, ada korban yang terjebak di pohon cemara selama empat hari. "Itu terlewati oleh kita, mohon maaf kalau sudah jadi jenazah, mulai membusuk," kenangnya. "Ternyata sudah 4 hari. Saya langsung bilang cepet diangkat, alhamdulillah orang itu masih hidup diberi oleh Allah." Cerita ini menjadi bukti nyata betapa setiap detik sangat berharga.

Kritik untuk Damkar dan Bantuan yang Tak Tepat

Soal kecepatan ini pula yang membuatnya jengkel dengan kinerja pemadam kebakaran. Menurut pengamatannya, respons damkar kerap masih lambat. "Seperti sekarang saya jengkel apa, Damkar itu. Kalau ada kebakaran kan kedengeran ngoang ngoeng," ucapnya, menirukan suara sirene.

Namun begitu, masalah lain yang ia soroti adalah soal bantuan. Saat masih menjadi wakil presiden, ia pernah diajak melihat sebuah gudang logistik bantuan. Isinya? Hanya mi instan berjejalan. "Lah ko mi, mau bikin mi gimana ya," ujarnya sambil menggambarkan kekagetan waktu itu. "Mi instan karena kalau mi semua, kembung perut orang."

Ia lantas mempertanyakan logistik di balik bantuan tersebut. "Terus mi mau diapakan? Mikir dong. Kalau mau diberi air, jadi mi rebus. Jadi mesti ada untuk merebusnya. Kan harus ada api, padahal dalam keadaan bencana kering. Bencana kering itu kebakaran dan sebagainya."

Poinnya jelas: bantuan harus dipikirkan matang. Tidak asal kirim barang, tetapi harus melihat kebutuhan riil korban. Untuk itu, para petugas lapangan harus benar-benar mengenali kondisi dan kebutuhan para korban. Penanganan bencana, baginya, bukan sekadar urusan teknis, tetapi juga soal empati dan pemikiran yang mendalam.


Halaman:

Komentar