Di Sasono Langen Budoyo, Taman Mini Indonesia Indah, suasana Kamis siang itu terasa berbeda. Peringatan International Migrant Day bukan sekadar seremoni biasa. Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, Mukhtarudin, tampil dengan pesan yang tegas: negara hadir. Komitmen itu, katanya, diwujudkan melalui kampanye bertajuk Migran Aman.
“Kampanye Migran Aman kita luncurkan untuk menegaskan bahwa negara hadir dalam setiap tahapan migrasi kerja,” ujar Mukhtarudin.
Dia melanjutkan, kehadiran negara itu dimulai dari sebelum keberangkatan, menyertai selama masa kerja, hingga memastikan kepulangan mereka ke tanah air berjalan lancar. Intinya, pelindungan harus menyeluruh dan bermartabat.
Nah, kampanye ini ternyata punya dua sisi. Di satu pihak, tujuannya untuk membangun kesadaran masyarakat soal pentingnya migrasi yang aman dan mengikuti prosedur. Namun begitu, ada maksud yang lebih mendalam. Kampanye ini adalah batu bata untuk memperkuat sistem pelindungan yang terintegrasi. Semuanya harus saling terhubung.
Lalu, bagaimana wujud nyatanya? Jawabannya datang dalam bentuk sebuah aplikasi. Bersamaan dengan acara puncak itu, Kementerian P2MI resmi meluncurkan Aplikasi Migran Aman.
Platform digital ini digadang-gadang sebagai solusi satu pintu. Ia menghubungkan segala layanan untuk pekerja migran, mulai dari persiapan, penempatan, sampai mereka pulang. Mukhtarudin berharap, dengan aplikasi ini, layanan bisa lebih transparan, cepat, dan tentu saja akuntabel. Praktik penempatan yang liar atau non-prosedural pun diharapkan bisa ditekan.
Artikel Terkait
KPK Amankan Bupati Bekasi dalam Operasi Dini Hari
Ketika Uang Berhenti Bergerak: Dilema Ekonomi di Tengah Gelombang Pesimisme
Rusia Ingatkan Trump Soal Venezuela: Jangan Lakukan Kesalahan Fatal
KPK Serahkan Jaksa dan Rp 900 Miliar ke Kejagung Usai OTT Banten