Logikanya sederhana: kalau Anies masih punya ambisi untuk bertarung di pemilu mendatang, ia butuh kendaraan politik. Sistem kita kan mengharuskan calon diusung partai atau koalisi partai. Nah, di sinilah Gerakan Rakyat berpeluang mengisi kekosongan itu.
Secara infrastruktur, menurut Adi, modal mereka cukup. Pertama, ada figur kunci Anies yang elektabilitasnya masih dianggap kuat. Kedua, jaringan relawannya sudah tersebar dari pusat hingga daerah. Dan ketiga, ia punya ceruk pemilih yang solid, terutama dari kalangan yang melihatnya sebagai representasi kepentingan politik Islam.
Jadi, momen pengukuhan Anies ini bukan sekadar seremonial. Ia bisa dibaca sebagai pemanasan, sebuah prakondisi politik menuju arena pertarungan 2029. Syahrin Hamid sendiri menyebut ini sebagai momen yang ditunggu banyak orang, yang kerap bertanya kapan keanggotaan dibuka.
Namun begitu, semua masih berupa pertanyaan. Antusiasme massa akan diuji di lapangan.
Artikel Terkait
Mayjen TNI (Purn) Syamsu Djalal, Mantan Danpuspom ABRI, Tutup Usia
Teddy Wijaya Soroti Penanganan Bencana Sumatera: Dari Detik Pertama, Semua Sudah Bergerak
Dana Danantara: Antara Penangkal Penyakit Belanda dan Jerat Baru bagi Ekonomi Indonesia
KPK Amankan Jaksa Diduga Pemerang WN Korea dalam OTT Banten