ujarnya.
Narasi ini makin kompleks ketika dikaitkan dengan tekanan global. Amir Hamzah mewanti-wanti, tekanan itu bisa mengganggu stabilitas keuangan nasional. Jika dibiarkan, celah fiskal antara pusat dan daerah bisa melebar. Imbasnya? Bisa memicu disintegrasi sosial-politik yang lebih pelik.
“Sinyalemen Gatot tentang kemungkinan krisis pada Februari 2026 harus dibaca sebagai informasi strategis. Ada indikasi bahwa kekuatan tertentu sedang bekerja secara diam-diam untuk menjatuhkan Prabowo, baik melalui tekanan ekonomi, instabilitas politik, maupun konflik pusat-daerah,”
jelasnya lagi.
Intinya, Amir menegaskan, semua pernyataan Gatot itu sama sekali bukan ancaman. Itu manifestasi tekad untuk memperkuat kepemimpinan Prabowo. Agar ia bisa bertahan, berdaulat penuh, dan menjalankan agenda nasional tanpa hambatan berarti.
“Dalam konteks geopolitik dan intelijen, ini adalah peringatan sekaligus dukungan. Gatot ingin Prabowo selamat, kuat, dan tidak terjebak dalam skenario besar yang sedang dimainkan,”
pungkas Amir Hamzah.
Artikel Terkait
Bondi Beach dan Pola Lama yang Tak Kunjung Usai
Modus Baru Penipuan Mengatasnamakan Pimpinan KPK untuk Menangkan Lelang Barang Rampasan
CBA Desak Prabowo Copot Bahlil, Klaim PNBP Dinilai Bohong dan Menyesatkan
Polisi Selidiki 361 Nama dalam Jaringan Aborsi Ilegal di Apartemen Jakarta Timur