Ucapnya lugas. Memang, potensi penipuan semacam ini masih sangat nyata. Terbukti dari laporan seorang wisatawan di media sosial pada November lalu yang viral. Ia mengaku menjadi korban pemandu palsu saat berkunjung ke keraton.
Lebih Dari Sekadar Waspada
Selain kewaspadaan, Gusti Bendara punya pesan lain yang tak kalah penting: soal sikap dan etika.
"Buat wisatawan yang datang ke Yogya, tolong hargai kebudayaan kita yang ada, jangan buang sampah sembarangan. Tentunya, jangan foto-foto di jalan, gunakanlah jalan trotoar, foto-fotolah di pinggir trotoar, hargailah kebudayaan kita, dan tetap jaga kebersihan dan juga sopan santun,"
Pesan itu sederhana, tapi mendasar. Ia ingin setiap kunjungan tak hanya meninggalkan kenangan, tapi juga rasa saling menghormati. Keraton bukan sekadar objek foto, ia adalah rumah yang hidup dengan tata krama yang telah berjalan berabad-abad.
Artikel Terkait
Pegawai Pengadilan Boyolali Hilang, Polisi Gandeng Masyarakat dalam Pencarian
Menguak Pemicu Tersembunyi di Balik Kambuhnya Mantan Pengguna Narkoba
FPP-TNI Tuding Kapolri Lakukan Makar Lewat Perkap 10/2025
GKR Hayu Pimpin Pramuka DIY, DPRD Soroti Peran Krusial Bentengi Generasi Muda