Lalu bagaimana dengan distribusi bantuan? Ini soal lain yang rumit. TNI mengerahkan 81 unit alutsista. Armada ini campuran: pesawat fixed wing, helikopter, kapal perang, plus kendaraan darat. Hasilnya, lebih dari 2.315 ton logistik sudah disalurkan lewat udara, laut, dan darat. Pesawat-pesawat dari Lanud Halim dan lanud daerah lainnya terus bolak-balik, memastikan bantuan sampai ke lokasi yang terisolasi sekalipun.
Di sisi lain, upaya pemulihan infrastruktur mulai terlihat. Kolaborasi TNI dengan Kementerian PUPR dan pemda setempat berhasil membangun tujuh jembatan siap pakai. Rinciannya: satu di Aceh, tiga di Sumatera Utara, dan tiga lagi di Sumatera Barat. Pencapaian ini cukup signifikan untuk membuka akses.
Tak cuma itu. TNI mengoperasikan dapur lapangan, membuka 49 pos kesehatan tersebar, dan bahkan mengerahkan dua KRI yang difungsikan sebagai rumah sakit terapung. Upaya ini menunjukkan skala operasi yang sangat luas.
Di akhir penjelasannya, Silalahi menekankan satu hal. “TNI senantiasa memberikan yang terbaik,” pungkasnya. “Kami kerahkan segala sumber daya yang dimiliki demi saudara-saudara kita yang terdampak.”
Nada suaranya tegas, penuh keyakinan. Di balik angka dan data yang dipaparkan, ada upaya nyata yang sedang berlangsung di tiga provinsi yang porak-poranda itu.
Artikel Terkait
Gunungan Sampah di Tangsel Mulai Berkurang, Tapi Masih Ada yang Menggunung di Kolong Flyover
Ratusan Juta Rupiah Disita KPK dari Kantor dan Rumah Dinas Bupati Lampung Tengah
Fortuner Modifikasi Jadi Gudang Solar Ilegal, Bocor dan Bikin Warga Jatuh
Istri Oknum Polisi Gerebek Rumah Selingkuhan, Laporannya Mengambang Sejak Agustus