Untungnya, situasi sudah mulai mereda. Pihak kepolisian telah berkoordinasi dengan keluarga kedua belah pihak dan perangkat desa. Mereka akhirnya sepakat untuk berdamai.
“Mediasi kami lakukan di rumah orang tua FKI, Senin malam sekitar pukul setengah sepuluh. Hasilnya, kedua keluarga memilih menyelesaikan ini secara kekeluargaan,” ucap Bastari.
Meski kasusnya sudah didamaikan, Bastari tetap menyampaikan imbauan keras. Dia mengingatkan, menyelesaikan masalah dengan kekerasan itu bukan jalan yang benar. Apalagi di usia mereka. Tindakan seperti itu tetap bisa berujung ranah hukum, sekalipun pelakunya masih di bawah umur.
“Anak-anak harus bisa mengendalikan emosi. Jangan gampang terpancing. Kekerasan cuma akan menambah masalah, merugikan diri sendiri dan orang lain,” pesannya.
Di sisi lain, Bastari juga menyoroti peran orang tua. Pengawasan terhadap pergaulan anak, baik di dunia nyata maupun di dunia maya, harus lebih ditingkatkan. Menurutnya, komunikasi yang terbuka antara orang tua dan anak adalah kunci utama.
“Luangkan waktu untuk benar-benar mendengarkan anak. Awali dengan percakapan, bukan penghakiman. Penggunaan media sosial juga perlu diawasi, sambil terus ditanamkan nilai-nilai saling menghargai,” tutupnya.
(Yul/Lua)
Artikel Terkait
Israel Rencanakan 9.000 Unit Pemukiman Baru di Atas Bekas Bandara Yerusalem
Prabowo dan Wacana Sawit Papua: Siapa yang Untung Saat Hutan Terakhir Tumbang?
Diamnya Anak Bukan karena Tak Ada Cerita, Tapi Tak Ada Tempat Nyaman
Bencana Besar di Sumatera: Mengapa Pemerintah Takut Menyebutnya Nasional?