Menjelang awal tahun 2026, cuaca di Indonesia diprediksi bakal cukup ekstrem. Data terbaru dari BMKG menunjukkan puncak musim hujan akan terjadi pada Januari hingga Februari nanti. Wilayah seperti Sumatera bagian selatan, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara harus bersiap. Di sana, intensitas hujan diperkirakan meningkat signifikan.
Yang bikin situasi makin rumit, BMKG mendeteksi ada tiga sistem siklon berkeliaran di sekitar perairan kita. Ada siklon Bakung, lalu bibit siklon 93S, dan juga 95S. Ketiganya ini berpotensi besar memicu hujan lebat dan angin kencang di berbagai daerah.
Nah, untuk mengantisipasi dampaknya, BMKG nggak tinggal diam. Mereka menggencarkan operasi modifikasi cuaca. Teknologi ini diharapkan bisa meredam gempuran awan hujan sebelum sampai ke daratan.
Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani, menjelaskan lebih detail soal upaya ini.
"Operasi modifikasi cuaca kita lakukan untuk mencegah awan-awan hujan mendekati daratan Indonesia," ujarnya dalam sebuah keterangan di Jakarta, Selasa lalu.
Menurut Faisal, cara ini terbukti cukup efektif. Teknologi yang dipakai bisa menekan curah hujan sampai di kisaran 20 sampai 50 persen. Angka yang nggak main-main.
Artikel Terkait
Imigrasi Amankan 220 WNA dalam Operasi Besar-besaran di Kawasan Tambang
Prabowo Terkejut, Banjir Sumatera Malah Berujung Ucapan Terima Kasih
Bibit Siklon 93S Picu Banjir di Lima Kabupaten Bali, Satu Tewas
Gebyar Samsat Lampung Bagikan Umrah dan Ratusan Juta Rupiah untuk Warga Taat Pajak