Nonton video dari @sdmuhamka itu bikin serba salah. Gimana tidak?
Anak-anak seusia mereka, mestinya sibuk dengan mainan dan buku pelajaran. Bukan malah sibuk menyoraki tingkah polah pejabat. Tapi, ya, itulah kenyataannya. Kalau bocah-bocah ini saja sudah bisa melihat apa yang terjadi, kita seharusnya merasa malu. Sampai kapan kita terus-terusan terpukau bahkan tertipu oleh pencitraan para politisi? Kapan kita berhenti berebut sembako, amplop, atau kaos yang dibagi-bagikan?
Pertanyaan besarnya: kapan kita mau benar-benar kritis terhadap orang-orang yang duduk di kursi kekuasaan? Cukup sudah mengidolakan mereka secara berlebihan. Cukup pula baperan setiap kali ada yang mengkritik.
Lucu, sekaligus miris. Anak kecil saja bisa bersikap kritis, masa kita malah tersinggung oleh tingkah polah mereka? Duh, level kita jadi terasa sangat rendah. Saat anak-anak membuat parodi tentang seorang pejabat, kita malah marah. Padahal, ini bukan soal pribadi si pejabatnya.
Di sisi lain, patut diacungi jempol untuk Bapak dan Ibu Guru di SD Muhammadiyah Kauman Yogyakarta. Kalian berhasil mendidik murid-murid untuk melek politik sejak dini. Bekal yang sangat berharga.
Artikel Terkait
Cinta Bangsa yang Cerdas: Ketulusan sebagai Etika, Bukan Sekadar Slogan
Ijazah Jokowi Akhirnya Terbuka di Polda, Klaim Hanya di Pengadilan Ternyata Tak Berlaku
Jurnalis Siap Tempur: Pelatihan Khusus untuk Liputan di Daerah Rawan
Di Tengah Medan Terjal, Pesan Warga Aceh untuk Mualem: Kami di Sini, Pak