NGANJUK - Suasana mencekam masih menyelimuti Desa Kedungdowo, Nganjuk. Di tepian Sungai Widas, sejumlah rumah warga kini dalam kondisi mengenaskan. Ada yang roboh total, ada pula yang patah separuh, seolah digigit oleh bumi yang tiba-tiba menghilang.
Bukan abrasi atau longsor biasa. Menurut keterangan warga setempat, tanah di sana seperti ditelan ke dalam perut bumi. Kedalamannya mencapai empat hingga lima meter. Lebar tanah yang hilang pun tak main-main, sekitar dua belas meter. Akibatnya, beberapa bangunan terlihat menggantung di tepi jurang buatan alam ini, rapuh dan siap runtuh kapan saja.
Peristiwa ini ternyata bukan kejadian mendadak. Warga mengaku tanah sudah mulai turun secara perlahan dalam dua bulan terakhir. Retakan-retakan kecil awal mulanya, lalu berkembang menjadi kehancuran yang kita lihat sekarang.
Pemerintah Kabupaten Nganjuk sebenarnya sudah berupaya menanganinya. Mereka menguruk kembali tanah yang amblas dan membangun bronjong dari batu serta kawat di tepi sungai. Namun begitu, upaya itu seolah sia-sia. Tanah urukan dan tanggul yang dibangun kembali ikut amblas, tak mampu melawan proses alam yang masih berlangsung.
Artikel Terkait
Billie Eilish Berhadapan dengan Miliarder AS, Tegaskan Dukungan untuk Palestina Tak Bisa Ditawar
Sjafrie Siap Berantas Pengkhianat di Balik Tambang Indonesia
UIKA Championship 2025 Sukses Digelar, Siap Naik Kelas Jadi Ajang Internasional
Cak Imin: Banjir Sumatera Alarm Keras Kelalaian Kita pada Alam